BAB 12

60 11 0
                                    

Bang!

" Tujuh! Yeay! Tujuh botol patik telah pecahkan! Tuanku lihat, bukan? " Jerit keriangan Intan sambil melompat kecil.

Raja Ahmad kemudian dipandangnya sambil tersenyum senget, ingin mengusik.

" Patik yang tidak berguru ini pun tetap dapat menembak sasaran dengan tepat. Sedangkan Tuanku yang berguru, baru dapat pecahkan sebotol. " Bisik Intan sambil tertawa kecil.

" Kamu tahu tidak yang beta berpura-pura tidak handal menggunakan senapang dihadapan kamu? Berbuat baik kepada wanita adalah satu keharusan, bukan? " Balas baginda.

Intan menahan tawa.

" Beta akan buktikan yang beta dapat- " Ujar baginda sambil mengangkat senapangnya ke paras bahu. Namun, sempat dihalang oleh Intan.

" Mengaku kalah saja Tuanku. Membazir peluru. " Nasihat gadis itu diselit dengan tawa kecil.

Baginda raja segera memandangnya.

" Usah buat Arjuna khawatir lagi dengan senapang miliknya. Bukan mudah untuk dia dapatkan, bukan? " Pujuk Intan sambil menaikkan keningnya.

" Beta tidak akan mengaku kalah dengan mudah. Anggap saja ini latihan. Dan jangan lupa jumpa beta di tempat yang sama pada esok pagi. Beta akan belanja kamu halwa. " Arah baginda.

Intan membalasnya dengan anggukan kecil.

" Hari sudah pun semakin gelap. Elok patik pulang ke rumah sekarang. " Kata gadis itu serta merta setelah menyedari yang langit biru kian bertukar jingga.

" Sebentar, Intan. " Halang baginda.

Gadis itu segera memandangnya penuh kehairanan.

" Ada apa, Tuanku? " Soalnya.

Raha Ahmad tidak menjawab malah hanya menghalakan jarinya ke arah terbenamnya matahari. Dalam diam memberi arahan kepada Intan untuk melihat keindahan alam semula jadi.

 Dalam diam memberi arahan kepada Intan untuk melihat keindahan alam semula jadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Intan terpukau.

" SubhanAllah. " Bisiknya sambil mengukir senyuman pada bibir.

" Matahari terbenam ini adalah bukti.. yang setiap pengakhiran akan berakhir dengan indah. " Ujar baginda sambil memandang matahari yang berada dihadapannya.

" Pengakhiran apa saja yang berakhir dengan indah? Bagi patik, tiada satu pun pengakhiran yang seindah Tuanku fikirkan. " Balas Intan.

" Pasti ada. Beta yakin. " Jawab putera muda itu ringkas.

" Kenapa pula? Sungguh patik tidak faham. "

" Fikiran menguasai segalanya dalam tubuh setiap insan. Cubalah fikir tentang kebaikan saja dalam sesuatu pengakhiran. Beta pasti ia akan berakhir dengan indah. " Ujar raja Ahmad sambil memandang Intan yang berada di sebelahnya.

" Faham? "

" Faham, Tuanku. " Jawab gadis itu sambil membalas pandangan baginda.

" Andai jika kita berpisah pada satu hari nanti. Ingatlah fasal detik-detik berharga yang telah kita tempuhi bersama. " Nasihat putera itu lagi dan kali ini dibalas dengan senyuman dan anggukan daripada Intan.

Puas Ku Merayu [H]Where stories live. Discover now