Chapter 1 : Daffa siapa?

585 58 14
                                    

Chapter 1 : Daffa siapa?

❝ HAPPY READING ❞
🦋

Di sebuah rumah bertingkat dengan desain minimalis.

Nampak seorang gadis dengan rambut terkepang dua kini tengah duduk sembari menyantap sarapan berupa lontong sayur buatan ibunya.

Kepala gadis itu menunduk, menatap porsi besar potongan-potongan makanan dari beras di depannya.

"Kak, kamu inget sama anaknya bu Wendi itu, gak? Sekarang dia udah makin jago tau di sekolahnya!" ucap ibunya dengan antusias.

Ifah mengerjapkan matanya bingung. "Bu Wendi yang mana, ma?"

"Lohh, kamu ga tau bu Wendi? Padahal dulu pas kecil-kecilnya kamu sering main berdua tau sama anaknya bu Wendi itu." Wanita paruh baya yang menyandang status seorang ibu itu berpikir heran.

"Udah sekian tahun, ma. Ya ga mungkin aku yang pelupa ini bisa ingett," keluh Ifah cemberut.

Terkekeh pelan, Zakka mengelus kepala putrinya. "Bener juga sih. Tapi seriusan deh, kamu beneran ga inget sama Bu Wendi atau sama anaknya gitu?"

Gadis dengan nama lengkap Sanjaya Iffah Pradipta itu menggeleng.

"Dulu itu, kamu dekett banget sama anak cowoknya. Bahkan dia aja belajar naik sepeda make sepeda kamu."

Ifah terkekeh samar, sudah sekian tahun, mana mungkin dirinya ingat?

Gadis itu pergi ke arah dapur dengan piring di tangannya. Netranya bergulir menatap jam kecil di pergelangan tangan, tak menyangka bahwa dirinya sudah hampir terlambat, lagi.

"Daffa sekarang pinter banget tau, kak. Udah bisa hafal 5 Juzz Al-Qur'an, sering menang lomba kesana kemari juga."

Ifah menyandang tasnya seraya menatap sang ibu dengan malas. "Aku beneran ga inget Bu Wendi, Daffa atau siapapun itu, ma. Yang aku inget, temen masa kecilku dulu itu namanya Raka, bukan Daffa."

Zakka tertawa lepas. "Yasudah kalau ga inget. Sana berangkat, tapi tungguin adekmu turun dulu. Oke?"

"Iyaa. ADEEEK CEPETANN!" ia menjawab lembut, lalu setelahnya berteriak memanggil sang adik.

Begitu saja, Ifah berangkat ke sekolah dengan membonceng adik perempuannya yang saat ini menginjak kelas 7 SMP.

**

"AHH GILA! Tadi tangan gue tabrakan sama tangannya kak Daffa! Beneran deh, ini tangan ga bakal gue cuci sampe kapanpun itu!" teriak seorang gadis berkacamata dengan netra menatap tangan kanannya terus-menerus, seakan takut tangan itu akan menghilang tiba-tiba.

Ifah memutar bola matanya malas. Lagi-lagi ia harus mendengar nama Daffa, memangnya lelaki itu siapa, sih? Menjengkelkan.

"Daffa siapa, sih, Put?" tanyanya malas.

Putri memperbaiki letak kacamatanya, lalu terkekeh bagai orang gila. "Hehehe, masa lo ga tau kak Daffa? Cowok yang jadi temennya ketua osis itu lohh!"

"Oh."

Putri terdiam. "..."

Ifah mengernyit. "?"

"Ya masa respon lo gitu doang?" keluh Putri bersama mata sipitnya yang terus menyipit.

"Yaudah sih, maafin. Lagian, temennya ketua osis yang mana?"

"Pertanyaan lo kaya orang bego banget, sumpah! Ya ketua osis kita yang sekarang, lah!"

"Ya maaf, mana gue tau lo lagi bahas ketua osis yang periode mana?" Ifah memutar bola mata malas.

Sungguh, Ifah jadi dibuat penasaran, memangnya seberapa bagus wajah dan prestasi Daffa Daffa itu? Kenapa manusia di sekitarnya terus saja membahas lelaki yang wajahnya tak Ifah ingat?

Menyebalkan, telinganya terasa pengang karena terus menerus mendengar nama lelaki yang bahkan tak pernah ia ingat bentuk hidungnya.

Sementara itu,  kantin belakang sekolah.

Seorang lelaki dengan rambut tertata rapi kini bersin berulang kali. Dengan mata linglung, ia berucap lirih, "Siapa yang lagi ngomongin gue?"

***

Aku pun berucap : sat set sat set!

Ngerti, kan?

@#$@&#-$+#+$!

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن