Chapter 14 : Club renang.

141 27 0
                                    

Chapter 14 : Club renang.

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Sean itu dulu bener-bener nyebelin, makanya mas ga mau kalau sampai anak kita harus punya mertua kaya gitu." Menghela nafas sebentar, lalu melanjutkan, "bisa-bisa nanti anak kita depresot tau. Sean itu nyebelin banget, narsis pula lagi."

**

Seperti biasa, pada hari Rabu selepas bel pulang sekolah akan diadakan ekstrakurikuler renang.

"Oke, ananda. Kali ini kita bakal mempelajari dan memperlancar beberapa trik mengenai renang yang bisa digunakan di perlombaan beberapa bulan lagi."

Anggukan adalah jawaban dari siswa-siswi yang telah berganti pakaian renang tersebut.

Tentunya. Tak ada yang memakai bikini. Pakaian kurang bahan seperti itu sangat tak diperbolehkan di sekolah ini.

Walau begitu, pakaian yang dikenakkan tetap saja mencetak tubuh. Dengan alasan, agar lebih leluasa saat berenang.

Ifah, sebagai manusia yang tidak pernah mampu berenang, merasa dirinya akan tenggelam jika memaksakan untuk masuk ke kolam setinggi dua meter.

"Mending kita main-main di pinggir aja, ya, Put?" tanyanya meminta.

"Ga ah, gue mau berenang dari sini sampai situ." Putri menunjuk ujung kolam di sisi lain.

"Gila. Tiati ya Put, ya. Kalau lo kenapa-kenapa, maaf aja karena gue ga bisa bantuin lo."

"Halah. Kalau lo sok mau bantuin, yang ada kita berdua bakal sama-sama tenggelam," ledek Putri sembari menggeleng pelan.

"Tcih!"

Asik menyendiri di pinggir kolam, Ifah tak sadar bahwa dirinya tengah menjadi perhatian guru dan pelatih.

"Seger juga. Eh tapi kalau coba-coba ketengah dikit, gimana, ya?"

Gadis itu dengan nekat mencoba berjinjit sedikit ke tengah. Sayang sekali, bahkan setelah berjinjit, kepalanya masih tak muncul di permukaan.

Dengan santainya, ia memutuskan untuk mencoba tahan nafas di dalam air.

Pelatih yang memperhatikan dirinya seolah tengah tenggelam pun segera dengan panik menyuruh anak-anak yang lain untuk mengangkat gadis itu ke darat.

Kericuhan pun terjadi, beberapa orang yang tidak memiliki kegiatan di sudut kolam lainnya pun dilanda panik.

Sayang sekali, pelaku sumber kericuhan tidak sadar akan hal itu.

"What The?!" Rayhan berdiri, melepas genggaman tangan Decy di lengannya.

Wajah Decy segera mengeruh. Sial. Kenapa gadis itu terus mengambil perhatian lelaki yang menjadi miliknya?

Tak lama, saat Rayhan melompat ke sekitar tubuh Ifah. Gadis itu dengan santainya mengeluarkan kepala dari air sembari terengah-engah.

Pipinya memerah karena terlalu lama menahan nafas. Rambut gadis itu basah dan menutupi pipinya.

Rayhan, di dalam air, menatap bingung sembari semakin mendekat ke kaki Ifah yang berbalutkan celana hitam yang lumayan ketat.

"A-akh!" teriak Ifah terkejut.

Kakinya terasa bagai tengah ditarik ke bawah. Gila, apa hantu di kolam ini kesal karena dirinya bergaya sok-sokan untuk tahan nafas didalam air?

Netranya mengerjap berulang kali, yang ia lihat, malah wajah seorang lelaki yang terus membesar.

"Mmm!" gumamnya dengan mulut tertutup.

Saat wajahnya hampir memerah lagi karena kehabisan nafas, Rayhan yang peka pun segera mengangkat tubuh kecil itu ke permukaan.

"Fyuh~ hah-- hah- gila hah -- lo!" Ifah menepuk bahu lelaki di depannya kesal.

Sial, dirinya hampir saja saling menyapa dengan malaikat maut.

"Lo tuh, bikin panik. Kalo belum jago renang, seenggaknya jangan jadi beban dulu, bego." Rayhan mengibaskan rambutnya menggunakan tangan.

Lelaki itu segera berlalu pergi. Meninggalkan Ifah yang terdiam di pinggir kolam dengan rambut dan tubuh yang telah basah kuyup.

Ketika melihat tatapan panik pelatih dan guru di sana, ia segera sadar kesalahan apa yang telah ia perbuat.

"Kamu gapapa, Ifah?" tanya sang pelatih prihatin.

**

Di sisi lain, Daffa menatap kejadian itu dengan alis sedikit mengernyit.

Ia sedari tadi terus menatap interaksi Rayhan dan Decy. Sial untuknya karena harus datang terlambat.

Ia tahu bahwa Decy memiliki pacar selain dirinya. Tapi saat menatap langsung seperti ini, hatinya langsung bagai membiru tak senang.

Apalagi, ketika dirinya dikejutkan dengan adegan Ifah yang hampir di invite Tuhan.

Dan di sisi Decy, gadis itu menatap Ifah di ujung sana dengan gigi bergemelatuk dam bibir yang terus ia gigit.

Ponselnya ia aktifkan. Lalu jemari lentiknya pun mengetik cepat.

You :
Dia semakin berani. Lanjutin yang kemaren.

***

ENJOY!!

A-anu..

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang