Chapter 55 : Terciduk.

84 22 0
                                    

Chapter 55 : Terciduk.

"Itu hadiah yang pantes dia dapetin," cerca Raka terkekeh santai. Ia sedikit mengernyit karena merasa tak nyaman dengan keadaan tangan Rafa melilit lehernya. "Lepas, goblok."

"..." Rafa acuh tak acuh. Lalu lanjut mentertawakan Decy yang terkena sial, "Lagian. Salah dia sendiri karena berani gangguin bestfriend nya kita-kita."

"Lepas anak guoblough! Risih nih leher gue ditempelin sama setan!" teriak Raka akhirnya tak menahan diri. Ia meremas pergelangan tangan Rafa kuat. "Sakit, 'kan? Dibilangin malah ga nurut, sih."

Rafa meringis perih. Sial, pergelangan tangannya yang kecoklatan sedikit memerah. "Perih, anj!" rutuknya.

Raka memutar bola matanya seraya berkata santai, "Lo yang budeg. Bukan salah gue."

"Gua aduin ke Bunda loh, ya!" ancam Rafa. Ia mengambil ponselnya seolah benar-benar ingin menelepon dan mengadu pada sang ibu. "Awas aja! Bunda pasti bakal ngusir lo dari rumah, dan dari dunia ini!"

"Bajingan, apa maksud lo dengan 'dari dunia', hah?! Lo mau nyuruh Bunda ngebunuh gue?"

Rafa menggeleng serius, ia meraup bibir abang kembarnya itu keras. Lalu mengoreksi kalimat Raka, "Bukan 'Lo nyuruh Bunda ngebunuh gue?', tapi, 'Rafa ngasih izin ke Bunda buat bunuh Raka!'. Gitu!"

Raka menggeleng tak mengerti. "Ngapain Bunda butuh izin lo buat bunuh gue? Emangnya lo siapa?"

Rafa mengutak-atik ponselnya sejenak, lalu menunjukan sebuah video ke depan wajah Raka. Ia berbisik menyedihkan, "Bunda pasti mau amputasi tangan, kaki dan kepala lo kalau beliau liat video ini. Video dimana, disana lo lagi numpahin sup ayam sampai kotaknya pecah."

Dengan begini, artinya Rafa bisa dinyatakan tak bersalah. Dasar, ia membunuh tanpa menyentuh.

"~~~"

Sementara keduanya sibuk berbagi kebahagiaan. Daffa di sofa lain kini malah menatap ponselnya gusar, lelaki tampan dengan hoodie coklat dan celana hitam itu terus saja mengernyit bingung.

Tangannya menggenggam ponsel kencang. Sekian puluh menit sudah ia berada di posisi yang sama. Menunggu pesan singkatnya dibalas dari sosok lain.

"Sial," rutuknya yang menarik perhatian dua kembar identik.

Rafa mengerjap pelan, lalu melepas kepala Raka yang berada di antara ketiaknya. Berjalan pelan, lalu duduk di samping Daffa yang seolah tengah simulasi patung. "Lo kenapa dah? Dari tadi diem kaya patung di negara sebelahnya negara itu."

Raka melanjutkan setelah menoyor kepala Rafa keras, "Bener. Gue pikir lo lagi laper, makanya kami berdua diemin."

"Gak," ketus Daffa acuh. Netranya terus menatap layar yang berisi roomchat antara dirinya dan Ifah.

Seketika, Raka dan Rafa saling memandang. Seolah tengah berbagi informasi ghaib melalui tatapan.

Tak lama, keduanya mendadak mengangguk berbarengan. Tangan Rafa merangkul Daffa, dan Raka dengan cepat merebut ponsel lelaki itu.

"Dapet!" teriak Raka girang. Netranya langsung membaca isi text disana.

30 March, 20**.

You :
Malam. ✓✓

Monyet Amazon :
Ya.
Kenapa?

You :
Ga. ✓✓

Monyet Amazon :
Oke.

2 Feb 20**.

You :
Eskrim? ✓✓

Monyet Amazon :
Tumben? Mau dong.

You :
Otw. ✓✓

4 Feb 20**.

You :
Andi siapa? ✓✓

Monyet Amazon :
Andi?
Temen sekelas.

You :
Lo ga penasaran gue nanya Andi kenapa? ✓✓

Monyet Amazon :
Ga. Kali aja lo suka sama cowok kaya Andi.

4 Feb, 14.32 PM

Blocked Monyet Amazon active.

4 Feb, 19.05 PM.

You unblock.

You :
Minta maaf?✓✓

Monyet Amazon :
Siapa?

You :
Lo, lah.✓✓

Monyet Amazon :
Ngapain minta maaf?

You :
( Deleted message ) Anjing.
( Deleted message ) bukan makhluk hidup.
( Pesan terkirim ) Oke. ✓✓

Now

You :
Jadi gimana?✓

Monyet Amazon Last seen yesterday at 10.02 AM.

You :
Masa berlaku kuota voucher lo abis?

##

Raka terdiam. Sial. Apa yang barusan ia baca? Daffa menjadi lelaki absurd yang suka mendahului pembicaraan di kotak obrolan?!

"Lo pasti bukan Daffa, 'kan?!" Raka menepuk pipi Daffa keras, lalu tiba-tiba menarik tangannya tersadar, "Kayanya... Lo beneran Daffa karena tatapannya sama. Berarti ponsel lo mungkin diretas. Siapa yang ngetik beginian?!"

Daffa, "..."

***

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now