Chapter 22 : Bocor lagi?

113 25 0
                                    

Chapter 22 : Bocor lagi?

❝ HAPPY READING ❞
🦋

Telah dua hari berlalu sejak Daffa dan Decy dikabarkan putus. Hari ini, kejelasan pun memang telah dibeberkan.

"Ternyata, Kak Daffa yang selingkuh, ya?"

"Iya. Gue rasa, dia selingkuh sama anak kelas 11 yang ciri-cirinya : punya rambut lurus sedikit ikal sepanjang bahu, kadang makai kacamata kadang enggak, mukanya jelek, sering jadi anak yang juara kelas!"

"Ya, kan, katanya kak Decy emang begitu ciri-ciri dia."

"Oh, iya juga ya."

"Tapi, di sekolah kita, yang punya rambut pendek dan berkacamata cuma beberapa orang!"

"Bener. Jan-jangan malah temen sekelas kita, lagi?"

Ifah terdiam. Kali ini ia sengaja ingin memakai kacamata karena akan belajar TIK di labor komputer.

Kenapa ... Rasanya ciri-ciri yang disebutkan Decy itu adalah ciri-ciri dirinya?

"Sial. Apa gue tiba-tiba dapet masalah nomplok, ya?" lirihnya bingung.

Di sisi lain.

Decy telah kembali menjalani aktivitas sekolahnya seperti biasa. Gadis itu terlihat sangat normal, tetap seperti bagaimana adanya ia setiap hari.

Dengan tubuh yang lenggak-lenggok, Decy berjalan menuju kelasnya, sembari melewati kelas Daffa dan melirik ke dalam sana dengan sengaja.

Daffa yang tengah bermain ponsel, adalah tujuan pandangannya.

Merasa sedang ditatap, lelaki itu mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajah dengan hidung yang tengah memakai masker komedo.

Kedua manusia berstatus mantan itu saling memandang sejenak, lalu, segera, Decy berlalu pergi dengan entengnya.

Rafa di sebelah Daffa yang sedari tadi memperhatikan pun tertawa meledek. "Ahaha, dia ga keliatan ancur kaya lo, tuh?"

Daffa menatap kosong, pada hirupan udara yang mungkin ditinggalkan Decy di luar sana. "..."

"Mukanya malah makin nambah glowing! Lo malah kaya orang ga terurus. Komedo udah mulai bermunculan pun lo ga sadar?"

Ya. Daffa menggunakan masker komedo karena tadi ia terlihat sangat jelek di mata Rafa, lelaki itu pun berinisiatif untuk membelikan masker komedo yang biasa Daffa gunakan.

"Bener juga. Yang mutusin kan gue? Kenapa malah gue doang yang kelihatan gagal move-on gini?" gumamnya.

Rafa bertepuk tangan. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan. "Gilaa, itu kalimat terpanjang yang lo ucapin sejak dua hari lalu, Daf!"

"Bacot. Raka mana?"

"Biasalah. Kantor ketua OSIS. Ngasih hukuman sama anak-anak yang punya kesalahan di organisasi."

Daffa menggeleng prihatin, lalu mengalihkan netranya ke arah jendela di sisi kiri, menatap parkiran sekolah. "Pantes dia ga punya pacar. Sok sibuk banget, sih!"

"Lo juga udah ga punya, kalau lo lupa!"

Daffa terdiam. Sial.

Lalu netranya sedikit melebar, kala menangkap pemandangan dua orang gadis tengah menusuk ban motor seseorang menggunakan benda tajam yang terlihat seperti ... Paku?

***

Ifah lagi-lagi dibuat terdiam.

Netranya menatap ban motornya yang lagi-lagi bocor tanpa alasan. Ia melirik Putri dengan sedih. "Put, ini gimana?"

Putri mengernyit, ikut bingung. Dirinya menatap posisi ban yang bolong kecil.

Setelah mengecek sebentar, gadis itu mengangkat matanya menatap Ifah. "Kayanya ... Motor lo di sabotase, dah?"

Ifah terkejut. Hah? Sabotase? Sudah seperti di film-film saja!

Ia mendekat, menatap sahabatnya itu penuh tanya. "Maksud lo?"

Putri menunjuk posisi lubang kecil di ban. "Liat. Posisinya kaya gini. Ga mungkin banget kalau bocor pas dikendarain. Makanya mungkin ini beneran disabotase."

Benar saja. Posisi lubang kecil keluarnya angin itu berada di pinggir ban yang sedikit ke atas. Bukan bagian bawah yang bisa tertusuk jika dikendarai.

Keduanya terdiam cukup lama. Lalu Ifah menatap CCTV di atas sana. "CCTV yang ini aktif, 'kan?"

Sayangnya, Putri menggeleng. "Nggak. Udah lama mati, terus pengurus kayanya lupa buat perbaikan. Coba liat pertengahan CCTV nya, ga idup."

"Bener juga."

"Kenapa? Lo mau cari pelakunya?"

"Iya. Bocor yang pertama dulu itu, abang-abang yang ganti bannya pun bilang kalau itu kelihatan kaya sengaja ditusuk."

Netra Ifah menatap ban motornya kosong.

Putri rasa, gadis itu tengah melamunkan cara mencari pelaku.

Tapi, ternyata ... "Rugi banget harus diganti lagi, padahal baru beberapa hari yang lalu beli ban baru. Mana duit jajan nyisa dikit," ucap Ifah prihatin akan kehilangan uangnya yang sia-sia.

"Padahal gue mau beli seblak, mie ayam, pecel, ayam geprek sama bakso bakar. Hah~"

Putri menatap tak percaya, lalu mengangguk menyemangati  dirinya sendiri.

***

ENJOY!

Hari ke-4(?)

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now