Chapter 37 : Pesta Pernikahan.

102 21 0
                                    

Chapter 37 : Pesta Pernikahan.

  "A-apa bu?" Gadis dengan nomor 10-007-1001 bertanya gemetar. Netranya dengan panik menatap rekannya dengan nomer 10-007-1002.

Pengawas dengan kacamata persegi di matanya itu mendekat, jemarinya yang memiliki kuku berkutek pun menarik kertas jawaban 1001 dan 1002 secara bersamaan.

Bibirnya yang berwarna merah terang itu tersenyum manis. "Kalau begitu, sepertinya kalian meminta tolong pada ibu untuk membantu merobeknya, ya?"

*Srek.. srek.. srek..

Suara kertas yang dirobek perlahan terdengar di sekitar ruangan yang hening.

Guru wanita itu tersenyum semakin manis, matanya menyipit karena senyum. Netranya yang tertutup kacamata melirik sekitar. "Lihat? 1001, gadis yang sangat baik, rela memberi contekan pada lelaki 1002 dan akhirnya mereka berdua pun rela merobek kertas jawaban mereka bersama-sama."

Netranya menajam, senyumnya pun hilang. Ucapannya ikut bak bom waktu yang bisa meledak kapan saja, "Harmonis, bukan? Kalau masih ada yang mau kertas jawabannya dirobek, silahkan tiru yang dilakuin teman kalian 1001 dan 1002 ini."

Wajah gadis 1001 dan lelaki 1002 sedikit memucat. Bibirnya mengatup rapat dengan gigi yang sepertinya bergemelatuk, terlihat dari rahang kedua siswa-siswi itu yang mengetat.

Ifah tersenyum kecil. Sudah dirinya katakan, mencontek bukanlah jalur yang bagus. Dan, pengawas yang dipilih untuk mengawas bukanlah guru yang mampu memperbolehkan hal curang itu.

"Kasian, sih. Tapi salah mereka juga karena lebih milih jalur cepat bahaya kaya begitu ketimbang belajar dirumah," pikir Ifah dengan bibir terkatup santai.

Tak ada yang perlu dikasihani, dari seorang yang curang seperti itu.

Salahnya karena tak belajar.

***

"Kak, udah siap?" Zakka bertanya sembari mendekati pintu kamar Ifah.

Tangannya menurunkan pegangan pintu, hingga memperlihatkan isi di ruangan itu.

Ifah, dengan pakaian serba hijaunya yang tertutup dan rambut yang telah ditata rapi, tengah berdiri di depan tempat sepatu.

Ifah berbalik, menatap sang ibu. "Udah, Ma. Ini lagi mau ngambil sendal yang bakal dipakai."

"Cantik banget anak Mama," puji Zakka dengan mata berbinar.

Ifah memakai gaun dengan bahan dasar borkat bermanik, warnanya hijau. Lalu rambutnya ditata rapi berupa sanggul anggun, di leher dan kepalanya terdapat riasan yang cantik. Hingga, sebuah heels yang tidak terlalu tinggi menjadi akhir dari perlengkapan yang ia pakai.

Dan Zakka, tentunya mengenakkan pakaian yang juga terlihat sangat cantik. Ia memakai baju borkat berwarna hijau pula, namun dengan hijab di atas kepalanya.

Keduanya perlahan turun ke lantai bawah, lalu berjalan menuju mobil di luar. Sean dan Naviza telah duduk manis di dalam sana.

Keluarga itu kini akan pergi menuju pesta pernikahan seorang rekan Sean, yang juga berprofesi sebagai seorang Tentara Angkatan Darat.

"Ma, berarti nanti bakal ada upacara Pedang Pora, 'kan?" tanya Naviza antusias. Matanya berbinar penuh harap.

"Ada, dek," jawab Sean dan Zakka ikut mengangguk.

***

Ifah menatap penuh kagum, pada acara yang tengah dilaksanakan di depannya.

Pedang Pora.

"Bagus, kan, Nak?" tanya Wendi pada Ifah yang tengah berbinar.

Ya. Wendi, Dero, dan Daffa tentunya ikut di pesta pernikahan ini. Secara, Dero dan Sean merupakan rekan kerja.

Entahlah. Terdapat juga tingkatan pekerjaan diantara mereka. Yang jelas, Ifah pernah mendengar bahwa status papanya berada di bawah status ayah Daffa.

"Iya, Tante. Keren banget," puji Ifah tak segan.

Meski sudah sering melihat acara seperti Pedang Pora, ia selalu bisa dibuat kagum saat melihatnya lagi dan lagi.

Zakka, Naviza, Ifah, dan Wendi berdiri berdampingan. Menatap acara tersebut dengan antusias yang sama.

Dan, di sisi lain. Dero, Sean, pun Daffa kini asik berdiri di sisi yang lain.

Dero menyenggol lengan anaknya, netranya menyipit penuh ledekan. "Ngapain kamu natep anaknya Sean sampai kaya begitu? Tergoda, atau Terkagum-kagum?" bisiknya meledek.

***

ENJOY!

Maafkan diriku, yang kurang tahu mengenai beberapa hal:((

Juga, maaf kalau ada yang salah.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now