Chapter 27 : Ujian Semester.

111 19 0
                                    

Chapter 27 : Ujian Semester.

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Baguslah kalau mereka udah ditangkap." Ifah menghela nafasnya lega.

Pandangannya terhadap Daffa sedikit berubah. Lelaki ini berlagak kasar, padahal sebenarnya berniat untuk menghibur dirinya di saat seperti ini.

"Meskipun begitu. Pelaku sebenernya belum ketangkap. Dan berita tentang ini pun ga ada diumumkan ke publik. Lo harus tetep hati-hati."

"Em," Ifah menundukkan kepalanya. "Gue heran. Memangnya siapa sih yang sampe setega ini? Kalau gue kemaren itu kena, mungkin pita suara gue putus? Atau leher gue yang malah putus, ya?"

Daffa menaikkan tangannya, memberanikan diri untuk menepuk kecil kepala gadis di depannya. "Maaf."

"Kenapa?" heran Ifah bertanya.

"Enggak."

"Apasih, anjir?"

"Ngomong-ngomong, ayo sekolah. Ujian semester 1 bakal diadain beberapa waktu lagi."

Ifah mengangguk pelan. "Ya."

"Kalau masih takut makan makanan kantin, besok suruh Tante bikin bekal."

"Hm. Lo aneh banget, tumben baik begini." Ifah mengernyit heran, lagi.

Daffa terdiam, tak menjawab, lalu lagi-lagi mengalihkan pembicaraan, "Mulai besok, pulang-pergi sama gue aja."

"Kenapa? Gue ga mau diturunin di tengah jalan lagi, ya!"

Daffa terkekeh samar, lalu semakin menepuk kepala kecil di bawah telapak tangannya. "Ga bakal lagi, kok. Kita barengan ke atau dari sekolah, biar hemat minyak motor," alihnya.

***

Benar saja.

Keesokan harinya, Daffa datang menjemput Ifah berangkat ke sekolah.

Lelaki itu terlihat santai, seolah sudah biasa menjemput Ifah pergi ke sekolah. Padahal, hatinya tengah dilanda rasa gugup.

Aneh.

"Eh. Nak Daffa? Ngapain?" Zakka bertanya heran. Wanita paruh baya itu awalnya ingin pergi menyiram bunga di belakang pagar rumah.

Daffa tersenyum, lalu turun dari motornya dan menyalin tangan Zakka. "Jemput Ifah, tante."

"Eh.. kenapa? Apa pacarmu gapapa kalau kamu barengan sama Ifah?"

Daffa terdiam. Hah. Bahkan tetangga sejauh empat rumah ini bisa tahu dirinya telah, ah tidak, pernah memiliki pacar?

"E-eh. Udah putus, Tan. Jadi gapapa."

"Putus? Kenapa?" Zakka bagai tengah mendengar gosip.

Sayang sekali Zakka tak tahu keadaan yang hampir merenggut nyawa anaknya beberapa hari lalu. Wanita paruh baya itu terlihat santai dan cerah seperti biasanya.

"Udah ga cocok, tan.."

"Eh, mama ngapain kaya lagi bergunjing sama Daffa, gitu?" tabya Ifah yang baru datang.

Zakka menggeleng. "Enggak, mama cuma lagi bahas bisnis sama nak Daffa." Wanita itu berbalik, pergi menyiram tanaman kesayangannya.

"Udah?" Daffa menatap Ifah bertanya.

Ifah mengangguk, sedikit ragu.

Daffa memakai helm nya, menyuruh Ifah untuk juga memakai helm yang gadis itu bawa dari rumah. Sebelum benar-benar berangkat, Daffa berucap, "Jangan takut. Dia ga bakal berani nyakitin lo, kalau lo terus ada di deket gue."

Ifah mengernyit. "Dia?" tanyanya.

Daffa seolah tak mendengar apa-apa.

***

"Sanjaya Iffah Pradipta?"

Ifah mengangkat tangannya, lalu bersuara, "Hadir, bu."

Segala tatapan Ifah dapatkan, gadis itu kini mendapat gelar sebagai 'manusia yang beruntung' karena dirinya yang beruntung bisa selamat dari rancangan pembunuhan itu.

Padahal, kaca di bakso selain bakso yang Ifah temukan merupakan kaca yang kecil, jika tertelan pun mungkin tidak akan terasa.

Gadis itu bulan ini telah dua kali menjadi trending topik di SMANSANUBA, pertama, ia dianggap sebagai selingkuhan Daffa, kedua, ia hampir terbunuh.

"Kamu tidak apa-apa, Ifah? Ibu pikir kamu masih belum sekolah hari ini."

Guru tersebut memperbaiki letak kacamatanya yang longgar.

"Alhamdulillah, gapapa, bu. Ah, iya, awalnya saya juga belum pengen sekolah, bu," jawabnya polos.

Kelas seketika hening sejenak.

Bu guru di depan sana hanya tersenyum, lalu melanjutkan mencatat informasi di depan papan tulis setelah selesai mengabsen isi kelas.

Disana, tertulis : Seminggu lagi kita akan mengadakan Ujian Semester 1 Siswa pun Guru akan fokus memeriksa tugas dan mengulangi materi yang dirasa tidak mengerti oleh siswa.

***

Enjoy!

Tuh, kan, konfliknya ringan!

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now