Chapter 44 : Ifah. Ya, Cuma Teman!

85 19 0
                                    

Chapter 44 : Ifah. Ya, Cuma Teman!

   "Kita berdua cuma teman masa kecil. Gak lebih dan ga akan pernah lebih dari itu!" Daffa berucap tegas dengan ekspresi malas.

Ucapannya membuat Ifah seketika sadar. Bahwa, hubungan keduanya memang hanya itu, hati kecilnya hampir saja memiliki harapan yang tidak benar.

Gadis itu mengangguk, membuat rambut sebahunya ikut bergetar. Ia berucap dengan bibir yang tanpa sadar mengerucut, "Ya. Kita cuma ... Temen. Ga mungkin sampai ngelakuin hal diluar batas kaya gitu."

Ia mengangguk setuju. Namun hatinya malah terasa kosong tiba-tiba, tadi detak jantung menjadi candu sejenak bagi Ifah, dan kini detak yang cepat itu perlahan menghilang, bagai tertelan di buih-buih kecil lautan.

Sejenak hening. Lalu suara Rafa protes pun mulai datang lagi, "Ga mungkin. Jangan ngelak. Gue tadi jelas-jelas ngeliat kalian beneran ciuman!"

"Jujur aja. Kalau kalian beneran ada hubungan apa-apa juga gapapa," lanjut Putri tiba-tiba menjadi bijak.

Raka menghela nafas pelan. "Kalau kalian memang pacaran, jangan melewati batas. Umur kalian berdua itu masih belasan, kok udah sampai ciuman begitu?"

Ia menundukkan kepalanya, kembali menyuap mie pedas di piring.

"Kami berdua ga ciuman!" tegas Ifah, keningnya mengernyit tak senang. Gadis itu pun mendengus.

"Tapi gue beneran ngeliat kalian lagi ciuman!"

"Lo cuma ngeliat dari belakang. Angelnya bikin netra lo jadi ngeliat seolah-olah kita berdua memang begitu, tapi nyatanya enggak," balas Ifah menatap Rafa tajam. "Tadi itu ... Tadi, Daffa ga sengaja kepleset. Iya, Daffa ga sengaja kepleset dan hampir jatuh, jadi gue tolongin pakai cara narik dia..."

Ifah menatap netra Rafa serius, seolah mencoba meyakini lelaki tampan dengan rambut sedikit keriting itu. Walaupun, hati kecilnya sedikit ragu-ragu.

Kini, malah Daffa yang merasa sedikit nyeri, entah di bagian mana. Ia mengernyit tak suka, perasaan seperti ini sangat tak nyaman!

"Ya. Kepleset," jawabnya dengan ledekan yang hanya mampu dideteksi Ifah sebagai partner berbohongnya.

Gadis itu segera menunduk, menatap mie di piringnya dengan lagak serius.

Putri, Rafa dan Raka saling memandang. Ketiganya sepakat untuk tak lagi mengangkat topik ini jika keduanya tak ingin diekspos.

Putri mengambil ponselnya, lalu mengetuk guna membuka groupchat yang berisi dirinya, Rafa dan Raka. Dengan nama group ; Misi Rahasia, Agen 001.

You :
Iyain aja dulu. Liat nanti, mereka masih pengen bohong ke kita sampai mana.
Dari sejak di bianglala kelakuan tuh dua manusia aneh banget.
/Stiker ; SUS ekspresi.

*Tning!

Suara nyaring menarik perhatian. Asalnya dari dua ponsel dengan wallpaper hampir sama di atas meja. Raka dengan cekatan menarik kedua benda itu sebelum Daffa mampu membaca isi teks yang masuk.

Dengan berani, Rafa mengirim pesan suara. Ia berucap santai, "Iya. Mereka pasti main belakang. Sok-sokan mau backstreet! Kumpulin bukti, terus nanti kita tampar mukanya masing-masing pakai map bukti! Biar tau rasa."

Tak lupa, netranya menatap Daffa san Ifah tajam. Setajam ... Silet!

*Tning.

Sekali lagi, suara notifikasi datang. Tapi dari salah satu ponsel yang berbeda.

Ifah mengatupkan bibir, dan Daffa tetap acuh tak acuh.

"Cuma temen. Sampai akhir bakalan begitu," tegas Daffa.

Suaranya, membuat Ifah semakin menegaskan diri.

Dan mungkin, yang Daffa ucapkan juga untuk menegaskan pada dirinya sendiri.

***
Sekian hari berlalu dengan tak bermutu, hari ini adalah hari ke dua minggu sekolah kembali dimulai.

"Kak Daffa, Raka, sama Kak Rafa kayanya bakal sibuk-sibuknya buat mempersiapkan diri supaya mereka bisa ningkatin nilai sebelum UN beberapa bulan lagi, ya?"

***

ENJOY!

Taulah, pasti banyak plot hole nya༎ຶ‿༎ຶ

Aku pasrah, lain kali ga bakal nulis mepet kaya gini lagi. Insya'allah.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now