Chapter 10 : Berangkat bareng?

172 37 0
                                    

Chapter 10 : Berangkat bareng?

❝ HAPPY READING ❞
🦋

Keesokan paginya.

Ifah mengeluarkan motor maticnya karena dirinya yang akan menuju ke sekolah.

Seperti biasa, ia meneriaki sang adik agar lebih cepat bergerak karena dirinya yang tak ingin terlambat di hari Senin yang cerah ini.

"ADEEK CEPETAN, ALLAHUAKBAR!"

Sesaat setelah ia berteriak, Zakka segera bersuara dari arah dapur. "Kak, jangan teriak-teriak gitu!"

"Iya, ma."

"Tumben. Biasanya juga, kan, ini rumah udah biasa teriak-teriak kaya begono," lirih gadis itu berfikir.

Saat kedua gadis itu telah siap berangkat ke sekolah, Ifa pun mengendarai motornya pelan-pelan. Karena, alasan pertama ; mereka yang masih di sekitar rumah. Alasan kedua ; karena ia ingin bersantai sejenak.

Saat asiknya menikmati dingin embun pagi, Ifah dikejutkan oleh suara wanita paruh baya yang datang dari pagar di dua rumah setelah rumahnya.

"Nak Ifa, bawa motornya pelan-pelan aja, ya? Jangan ngebut! Ini biarin Daffa nemenin kamu dari belakang, biar aman, okee?" Wendi tersenyum manis.

Membuat Ifah tak mampu menolak.

Segera, Daffa pun datang menggiring motornya di belakang Ifah.

Naviza terkekeh misterius. "Kak, abang itu ganteng banget," bisiknya di sekitar helm Ifah.

"Hah? Apa Nav? Ga kedengeran!"

"Abang di belakang kita ganteng banget, ya, kak!" Naviza sedikit menaikkan intonsi suaranya.

"Ooh, iya, soalnya kakak takut telat," jawab Ifah asal.

Naviza memutar bola matanya malas, lalu berteriak keras, "KAK, ABANG DI BELAKANG ITU GANTENG BANGET, YA?!"

Seketika, Ifah pun diharuskan untuk menahan malu. Pertama, malu karena ia telah tak mendengar dengan benar. Kedua, malu karena teriakan adiknya pasti telah didengar Daffa.

"Makasih, dek!" teriak Daffa membalas. Wajahnya tetap saja datar seolah sarafnya membeku.

"Dek, lo bego banget, beneran deh!" lirih Ifah kesal.

"Apa, kak? Kakak mau jadi pacarnya Abang ganteng?" teriak Naviza usil.

Segera, hampir saja keduanya mencium aspal.

"ADEEK JANGAN KAYA ORANG GILA!"

Daffa terdiam, matanya mengerjap berulang kali.

**

Dan begitulah Ifah seolah tengah di kawal oleh seorang penjaga saat pergi dan pulang sekolah.

Kini telah terhitung tujuh hari lamanya  Daffa terus mengiringi motor Ifah.

Tentunya membuat segala mata kini menatap penuh tanya. Ada hubungan apa kedua insan ini?

Decy menggigit bibirnya kesal. "Meskipun Daffa ga se keren Ray, tapi dia tetep punya gue. Tuh cewek ganjen ngapain malah ngedeketin cowok gue, sih?"

Teman-teman gadis itu segera mengangguk menyetujui, lalu, salah satu diantara mereka pun berucap berkompromi, "Kita liat aja dulu, Des, nanti kalau dia makin menjadi, langsung aja kita gas sampe mepet!"

"Memangnya dia berani?" gumam Decy kesal.

Di sisi lain, Putri kini tengah menatap sahabat karibnya itu dengan tatapan menuntut.

"Lo ada hubungan apa sama kak Daffa?" tanyanya.

"Ga ada hubungan."

"Bohong! Lo pasti ada hubungan, 'kan sama dia?" tanyanya lagi penuh selidik.

"Atau... Apa mungkin kalian pacaran tapi Backstreet? Jangan-jangan kalian malah udah nikah diam-diam karena perjodohan, ya?"

Ifah memutar bola mata kesal. "Otak lo isinya yang fiksi-fiksi mulu, dh!"

"Ya gimana ... Lagian, kalian berdua tuh aneh banget akhir-akhir ini! Kaya lagi pacaran tapi kaya lagi musuhan juga!"

Ifah menghela nafas pelan. "Daffa itu sekarang jadi tetangga gue, jadi kita secara 'ga sengaja' terus berangkat barengan. Makanya kaya seolah gue sama dia ada hubungan gitu, padahal enggak!"

"Kak Daffa tua dari kita setahun. Kok lo ga manggil dia kakak?" Putri melanjutkan interogasinya.

"Ya intinya gitu. Susah dijelasin pokoknya gue sama si Daffa kecebong itu ga ada hubungan apa-apa!"

Putri semakin menganga tak menyangka. "Kecebong? Itu nama kesayangan?!"

Seketika, Ifah pun menyesal memiliki teman seperti ini.

"Ga tertolong lagi.."

***

ENJOY!!

Hidupku, tanpamu, tak kan pernah ... Mengsedih.

Karena kamu ... Beban otakku~

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now