Chapter 3 : Ifah, Cewek gila!

272 41 0
                                    

Chapter 3 : Ifah, Cewek gila!

❝ HAPPY READING ❞
🦋

Sayang beribu sayang, gumaman yang ia sangka lirih, ternyata mampu terdengar di telinga Daffa.

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, lalu menatap ke sumber suara. Membuat Ifah yang saat itu telah kembali ingin menaruh kepala di atas meja pun terdiam.

"Apasih lo, ah?" ucap gadis itu tak senang, kepada Putri yang lagi-lagi menyenggol tangannya.

"If, itu..." Netra Putri memberi kode, menyuruh Ifah menatap ke depan.

Ifah menurut, lalu mengangkat kepalanya guna melihat, bahwa hampir seluruh perhatian di ruangan itu teralih pada dirinya sebagai pusat.

Gadis itu memperbaiki rambutnya yang terkepang, lalu terkekeh canggung. "A ha ha ha, ada apa ya?"

Daffa menatap gadis tak dikenal yang telah mencaci dirinya disaat pertemuan pertama. Lalu, lelaki dengan seragam rapih itu sedikit tertegun.

"Cantik," lirihnya sangat pelan.

Kulit putih, rambut hitam pekat, mata bulat yang lumayan besar, pipi tembam, hidung kecil sedikit pesek, lalu bibir yang lumayan tebal.

Raka berjalan mendekati sahabatnya itu, lalu terkekeh aneh ketika menangkap pandangan Daffa yang terpaku di wajah salah satu anggota organisasinya.

"Tuh kan, tipe ideal lo itu emang yang imut-imut kaya dia, bukan yang amit-amit kaya nenek lampir si Decy!" bisik Raka, nafas hangatnya terhembus ke pori-pori rambut Daffa, membuat lelaki itu mengernyit geli.

Dan, kernyitan geli miliknya malah disalahartikan oleh Raka.

"Gemes, kan, lo?" bisiknya lagi.

Daffa menjauh, lalu tersenyum kecil pada seluruh anggota OSIS di dalam ruangan itu sebelum menarik tangan Raka ke luar.

Meninggalkan Ifah yang sekali lagi kebingungan karena ditatap oleh anggota OSIS di sana.

**

"Iih, lo bikin malu gue aja, ah!" Putri memukul lengan Ifah, tak menahan kekuatannya sama sekali.

Ifah mengernyit heran. "Bikin malu gimana? Ga paham!"

"Tadi itu lo ngatain kak Daffa jelek, mana suara lo keras banget lagi! Ah ogeb, citra gue di hati kak Daffa jadi nurun!"

"Citra lo? Nurun? Di hatinya Daffa?" tanya Ifah berulang kali.

"Iya! Gara-gara lo!" jawan Putri sebal.

Ifah menaiki sepeda motornya, lalu berbicara santai sebelum mengendarai benda bermesin itu menuju arah pulang, "Kayanya dia aja ga kenal lo, AHAHHAAHA!"

Putri, di sisi yang ditinggalkan. "... Sialan, nyelekit sampe paru-paru!"

**

"Kak, ganti baju, terus temenin mama ke rumahnya bu RT, ya?" pinta Zakka pada sang putri yang baru selesai meneguk air putih.

"Ngapain mama ke rumah bu RT? Tumben banget." Ifah menaruh gelasnya di atas meja.

"Kakk ih taroh gelas yang udah di pake di tempat cuci piring!" ucap Zakka gemas, lalu melanjutkan ketika putrinya telah pergi dan kembali dari dapur sembari cengengesan, "itu, arisan mama yang sama bu RT mau terima hari ini."

"Yesss, beli novel, ya, ma?" pinta Ifah tak tahu malu.:)

"Novel mulu, beli buku pelajarannya kapan?" ledek Zakka.

Ifah terdiam, berlagak seolah merenung apakah ingin membeli buku pelajaran atau novel, tapi nyatanya, gadis itu tengah memikirkan ingin membeli novel dengan tema apa?

**

"Lohh, lo?!" teriak Ifah tertahan, netranya menatap sesosok kurus yang tengah memarkirkan motornya di taman depan rumah bu RT.

Daffa berbalik pelan, lalu menatap gadis yang tadi secata khilaf ia puji cantik.

"Lo, jadi tukang parkir di rumahnya bu RT?" Ifah tertawa meledek.

Untung saja, mamanya telah masuk duluan jadi ia bisa bebas tertawa lepas.

Daffa diam, seolah tak mendengar apapun. Lalu terus merapikan parkiran motor disana sebelum berjalan santai menuju rumahnya.

Ifah membeku. "Budeg, ya?" teriaknya mencaci Daffa. Dirinya kesal karena dianggap transparan.

Daffa tak berbalik, meneruskan jalannya seraya bergumam, "Cantik, sih, tapi sayang. Gila."

***

Dialog aneh :

Daffa : Cewe gila.

Ifah : awas lo, tungguin gue gebuk pake jurus cinta! *Menepuk bahunya bangga*

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now