Chapter 9 : Pindahan. Tiba-tiba.

171 38 0
                                    

Chapter 9 : Pindahan. Tiba-tiba.

❝ HAPPY READING ❞
🦋


"P-pindah?" ucapnya linglung.

"Iya. Pindah."

"Ya Allah.. Pindah kemana astaga ayah?"

"Apa si, ga usah lebay begitu."

Daffa semakin tercengang, lelaki itu menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. "Mama."

"Ututu, anak mama." Wendi mendekat lalu menepuk kepala putranya sedih. Lebih tepatnya, berpura-pura sedih.

"Kita beneran pindah?" Daffa semakin linglung.

"Iya, nak, ini kita udah beberes barang."

"Tapi, Ma, Yah... Sekolahku gimana? Beberapa bulan lagi juga lulus, 'kan? Terus Rafa sama Raka gimana? Mereka harus kehilangan? Tetangga kita gimana? Kesepian? Rumah ini gimana? Dijual? Ya Allah, mamaa kenapa dadakan begini, sih?"

Dero terdiam, lalu menjauh karena merasa sepertinya Daffa memang bukan anaknya.

Lelaki paruh baya itu menatap sekeliling, berusaha mencari apakah ada saksi mata di sekitar yang akan mampu membuatnya malu karena harus memiliki anak cengeng seperti ini?

Jika teman atau bawahannya tahu, matilah, mungkin dirinya akan langsung pindah tugas saja.

Bagaimana mungkin anak seorang tentara bisa jadi se cengeng ini? Laki-laki pula lagi.

Daffa meraih jemari sang ibu, lalu merematnya karena merasa was-was.

Saat Wendi melihat bahwa anaknya itu telah semakin panik. Wanita paruh baya itu segera tersenyum manis, sangat jarang melihat sisi Daffa yang kekanakan seperti ini, jadi, wanita itu memutuskan untuk diam saja terlebih dahulu.

Beberapa hari kemudian, Daffa menatap ibu dan ayahnya dengan datar.

"Kenapa kamu?" tanya Dero santai.

Wendi mengerjap penasaran. "Kenapa, nak?"

"Tapi katanya pindah?" tanya Daffa datar.

"Ini, kan, emang pindah." Wendi semakin bingung saja.

Daffa menghela nafasnya mencoba sabar. "Ini namanya cuma pindah gang doang mama!"

Dero menutup mulutnya, menahan agar wajah garangnya tak tertawa lepas. "Yang bilang kita mau pindah negara siapa, bujang?"

"Ya, tapikan--"

"Udah udah, sana ambil kotak nasi di dapur terus anter ke tetangga," sela Wendi karena dirinya tak ingin mendengar perdebatan kedua ayah-anak itu lagi.

Daffa mengerucutkan bibirnya, dengan separuh jiwa yang hampir mengamuk, dirinya membawa beberapa kotak makanan ke tetangga sekitar.

Malu sekali. Apalagi memikirkan dia yang hampir menangis beberapa hari lalu.

"Tcih!" Decihnya.

Berkeliling mengantar makanan bagai seorang kurir, Daffa akhirnya sampai di rumah terakhir yang akan ia kunjungi.

Lelaki itu menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu sembari menatap bingung pada kotak makanan yang sedikit berbeda dari yang lain. "Special?" gumamnya.

*Ceklek.

Lelaki dengan baju Kaos dan celana training itu menyiapkan senyum sopan, lalu berbicara dengan ramah.

"Halo, selamat siang, tante. Saya tetangga baru yang resmi pindah tadi siang. Ini ada beberapa--"

Senyumnya segera pudar kala menatap sesosok gadis kecil dengan tinggi sekitar 158 di depannya.

Bagaimana mungkin dirinya lupa dengan rumah yang familiar ini?

"L-loh?" Ifah berucap terkejut.

Dari apa yang gadis itu dengar, sepertinya Daffa adalah tetangga baru yang mulai pindah sejak seminggu lalu itu?

"Ma-makasih. Mau ... Masuk ... Dulu, gak?" tawarnya canggung.

Daffa menggeleng, ekspresinya kembali pada pengaturan pabrik.

Netranya bergulir menatap Ifah ke atas dan bawah. Sedikit menggemaskan karena Ifah memakai baju tidur bergambar tiga sobat beruang.

Saat asik mendatarkan wajah, tiba-tiba suara wanita paruh baya membuat senyum Daffa kembali terpasang.

"Ehh, Wendi jadi pindah, toh? Kamu Daffa, 'kan? Ayo masuk dulu, nak!" ucapnya ramah, membuat Daffa tak enak saja.

"Ga usah Tante, mungkin lain kali. Saya permisi dulu, ya, tan. Lagi banyak tugas soalnya." Daffa segera salim dan berbalik.

Zakka terus tersenyum. Ifah pikir, mungkin ibunya itu tak takut giginya akan mengering karena terlalu banyak tersenyum. Astaghfirullah.

"Si Daffa pindah, pasti sekarang dia tinggal di dua rumah dari sini, 'kan? Ah, gila. Bisa-bisa gue meledak karena malu aja kalau gini," Ifah melirih.

***

ENJOY!

Sriiiing~

Bab ke-10 di hari pertama nulis Addicted : Daffa.

11 June, 2022.

Tertanda

Aku.

Ehehe.

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang