Chapter 6 : Ketemu terus, jangan jangan ...

221 39 1
                                    

Chapter 6 : Ketemu terus, jangan-jangan...

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Sialan, lo, Put!" gerutu Ifah. Kepala gadis itu terus menunduk, seakan ia bisa menangis kapan saja.

Putri panik, lalu berpindah duduk ke samping Ifah. Gadis cantik berkacamata itu ingin memeluk Ifah.

Namun, Ifah langsung saja mencubit punggung tangan Putri. Ingin membalas dendam karena sakit hati yang ia rasa.

"Aduh, sakit, ege!" keluh Putri tak menjaga suaranya.

Seketika, tatapan beberapa orang di penjuru kantin menatap kedua gadis itu serentak.

Ifah merinding, apalagi ketika sadar bahwa tatapan Rayhan terus mengarah padanya, dirinya dibuat semakin merinding saja.

"Suara lo, sistah!" tegur Ifah.

"Ya gimana lagi? Tangan gue sakit!" keluh Putri dengan mata berkaca-kaca.

Ifah memasang wajah bersalah. "Sakit, ya? Maaf atuh.."

Tak lama, pembalasan pun datang. Putri segera mencubit balik punggung tangan Ifah lalu dengan cepat berlalu kabur.

"Akh, sakit. Dasar, cubitan iblis!" gerutu Ifah sembari mengikuti jejak-jejak kehidupan sahabatnya itu.

**

"Donat gue mana, If?" Putri berdiri linglung di pintu kelas.

Ifah terkekeh bahagia. "Ehehe, ketinggalan di atas meja deh kayanya."

Seketika, mata Putri kembali berkaca-kaca, yang sungguh menyedihkan, dirinya harus kehilangan sang kekasih... "Donat guee~"

Putri si pecinta donat gula, sangat disayangkan bahwa donatnya harus tertinggal di atas meja kantin yang pasti saat ini telah dimakan orang lain.

"Nafas gue sesak! Tolong!" pintanya menyedihkan, lalu dengan polosnya, gadis itu segera membenarkan letak kacamata yang barusan hampir tergeser.

"Sesak kenapa?" Ifah ikut bergabung, mendramatis suasana.

Putri terduduk di atas kursinya. Lalu gadis itu segera membuka kacamata, menggosok matanya seolah ada air di sana. "Sesak, karena separuh nafas gue di donat yang udah ilang dimakan orang!"

**

Lagi dan lagi, Ifah harus menahan keinginannya untuk pulang, ketika sebuah pengumuman ekskul terdengar dari arah ruang TU.

"Kepada ananda yang telah mendaftarkan dirinya di extracurricular renang, harap jangan pulang terlebih dahulu karena kita akan berkumpul di taman belakang, ya, nak!"

Ifah berjalan lesu, ia telah sampai di parkiran karena semangat ingin pulang. Tapi, apalah daya, ternyata beberapa kegiatan melelahkan masih harus ia lalui lagi.

"Lo kok ikut balik, sih, Put?" Ifah mengerjap bingung.

Putri terdiam, lalu ikut menurunkan bahunya lesu. "Gue kan juga ikutan daftar ekstrakurikuler yang ini, sobat!"

"Oh, iya ya." Ifah merangkul bahu sahabat karibnya itu.

Pun dengan Putri yang juga merangkul bahu Ifah.

Dan, terjadilah adegan dimana kedua gadis dengan bahu lesu saling memberi kekuatan.

**

"Halo, ananda. Selamat datang di Club renang SMANSANUBA! Kali ini apa ada yang sudah membawa baju renangnya?" tanya seorang guru wanita di depan sana.

Ifah dan Putri saling memandang, mereka berdua tentu saja lupa.

Haaah.

"Saya, bu," teriak sebuah suara lelaki.

Ifah seketika terdiam, ia merutuki dirinya karena menjadi sangat bodoh. Bagaimana bisa lagi-lagi lupa, bahwa ia mendaftarkan diri di ekstrakurikuler renang karena ada Rayhan di dalamnya?

"Oke, Rayhan. Kamu dan teman-temanmu yang membawa baju renang lainnya, silahkan berganti, dan yang tidak membawa, tidak apa-apa, karena kali ini mendadak jadi kalian ibu dan bapak maafkan."

Ifah menghela nafasnya lega.

Ketika dirinya akan duduk di pinggir kolam renang yang kering, ia lagi-lagi dibuat merutuki kebodohan, karena, ternyata Daffa dan temannya yang berambut sedikit keriting itu juga mengikuti ekstrakurikuler ini.

"Gila. Apa bumi emang sekecil ini? Ketemu mulu gue sama tuh cowok jelek! Apa jangan-jangan ini pertanda bakal kena sial, ya?" gumamnya.

Putri yang dengan santainya memasukkan kaki ke kolam renang pun terbingung-bingung. "..."

***

Enjoy!

Cita-citaku : menyelesaikan cerita ini dalam waktu dua mingguಥ‿ಥ.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang