Chapter 20 : Salah Paham.

125 24 0
                                    

Chapter 20 : Salah Paham.

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Log panggilan apa, Daf?"

Daffa tertegun, lalu berbalik. Decy dengan seragam serba pendeknya pun menjadi orang yang bertanya.

Tersenyum sedikit aneh, Daffa merangkul bahu gadis itu. "Ga ada, kok. Kamu tumben banget mau ke sekitar UKS gini?"

"Temenku bilang, dia liat kamu lagi anter tetanggamu itu ke UKS, makanya aku kesini. Terpaksa." Decy menatap Daffa tajam.

Jelas apa yang tatapannya maksud. Gadis itu tengah dilanda cemburu lagi.

Daffa meringis. "Tadi, dia tiba-tiba ngerasa mau muntah terus lemes, karena di lorong situ cuma ada aku, yaudah kepaksa aku yang anterin ke sini. Maaf, ya? Aku sama dia ga ada hubungan apa-apa. Beneran!" Ia mengangkat dua jari.

"Dia, kan, punya kaki sendiri, ngapain malah kamu anterin? Paling cuma cari perhatian doang!" Decy menggigit bibirnya kesal.

Daffa sedikit tertegun, lalu terkekeh tak lama kemudian. "Tumben kamu jadi lebih sering cemburu gini? Udah sayang aku banget, ya?"

Decy termenung. Lalu gadis itu menarik tangan Daffa pergi sembari mengalihkan pembahasan, "Ayo pergi, disini bau obat. Eneg!"

Daffa dengan tenang tersenyum pahit. Ia sadar bahwa Decy tak ingin menjawab pertanyaan yang dirinya berikan.

Decy melirih, "Karena gue benci ketika ada orang ngerebut apa yang jadi punya gue."

Meski samar, Daffa dapat mendengar itu.

Kini, ia paham.

Bahwa. Decy hanya tak ingin kehilangan orang yang menyukainya seperti dirinya.

Bahasa kasarnya. Pacar Daffa sejak beberapa tahun lalu bernama Decy ini hanya takut kehilangan Fans yang mampu mengerti situasi dan kondisi gadis itu.

Daffa menarik lengan Decy lembut, mencoba membuat jalan keduanya berhenti di lorong ruangan kelas yang lumayan ramai. "Ayo, istirahat sejenak," ajaknya tiba-tiba.

Decy mengernyit heran. "Maksudnya?"

Daffa melepas tangannya dari lengan Decy, lalu melirik netra gadis itu yang benar-benar bingung. Ia menarik nafas sebentar, setelahnya langsung berbicara dengan tenang, "Lets break up, Sayang. Kita berdua, kayanya sama-sama butuh waktu sendiri dulu."

Decy terdiam dengan mata melotot, ia semakin menggigit bibir. Ia berpikir, mungkin saat di UKS tadi, gadis tetangga Daffa telah merayu lelaki ini?

Dan ... Sejak kapan Decy pernah 'diputuskan'? Selama ini, dirinya lah yang selalu meninggalkan orang lain terlebih dahulu.

***

"Lo beneran putus?" Raka mengerjap berulang kali. Menatap Daffa lekat.

Daffa mengangguk santai. Nampak seolah tak sakit hati sama sekali.

Tapi, rokok yang terselip di jemarinya mengkhianati ekspresi lelaki itu. "Tau darimana?" tanyanya.

"Di Instagram lambe turahnya sekolah," Rafa menjawab.

Ketiga lelaki tampan itu saat ini tengah duduk di rooftop sekolah. Jam telah menunjukkan pukul 14.00, sekolah telah bubar sejak satu jam lebih.

Daffa, menghilang setelah jam istirahat, membuat kedua temannya pun ikut rusuh mencari. Ditelepon tidak mengangkat, dikirim pesan pun sudah pasti tak menjawab.

Membuat risau, mereka pikir, Daffa telah menuju ke Rahmatullah karena saking tak biasanya ia tidak menjawab pesan pun telepon dari kedua kembar identik itu.

"Gue pikir lo koit tiba-tiba makanya ga bisa angkat telepon ataupun bales chat. Ternyata malah lagi patah hati, toh?" Raka manggut-manggut santai.

Rafa pun begitu. Kedua bersaudara ini sama sekali tak merasa sedih mendengar kabar purus keduanya. "Siapa yang mutusin?"

"Gue." Daffa sekali lagi menghisap benda di jemarinya. Netra lelaki itu menatap langit biru dengan sedikit kosong. "Karena selama ini gue salah paham sama perlakuan dia."

Raka sekali lagi tetap manggut-manggut. Netranya ikut menatap langit cerah yang sayangnya tak secerah hati teman sejak kecilnya itu. "Lo pasti mikir kalau dia selama ini emang sayang sama lo, tapi dia gengsi buat ngomong, 'kan?"

"Ya. Tapi, ternyata ga gitu. Dia cuma takut kehilangan salah satu penggemar berat kaya gue. Dua tahun satu bulan 12 hari, sia-sia gitu aja."

Daffa asik merenung. Rafa dan Raka mengerti suasana hatinya sedang tidak bagus. Tapi, tetap saja ...

"Keren sih, lo bisa inget jumlahnya secara keseluruhan." Rafa seketika menatap saudara kembarnya yang bodoh dengan tajam. Dasar, kenapa harus membahas hal seperti itu saat ini?

***

ENJOY!
yeyeye putus!

Hari ke-4(?)

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now