Chapter 18 : Adopsi Kucing?

121 26 0
                                    

Chapter 18 : Adopsi Kucing?

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Masa, sih?"

Gadis berambut pendek pun menyeringai. "Gue udah yakin kalau kalian ga bakal percaya, so, gue rekam deh segala ucapan dan tindakan yang kita lakuin."

Tangan kecilnya mulai mengotak-atik ponselnya. Segera, sebuah cuplikan video dengan isi berupa teks pun adegan segera terlihat.

"~~~"

Setelahnya, dengan terpaksa beberapa kumpulan gadis di sana mulai memberi beberapa uang dari saku mereka masing-masing.

Gadis berambut pendek mengernyit heran ketika uang yang ia hitung tak sesuai dengan perjanjian mereka saat itu. "Kurang 143.500,00 lagi."

"Duit gue abis."

"Gue juga. Cuma nyisa 2.000 rupiah."

Pandangan gadis berambut pendek pun menatap Decy yang sama sekali belum memberi uang sepeserpun.

"Oi, Des, lo belum ngasih, by the way!" Tangannya menyenggol lengan Decy yang saat itu tengah melamun.

"Apaan sih lo? Ganggu, tau, gak?!" Gadis dengan wajah kusut itu menepis tangan temannya.

Dirinya sedang memikirkan cara, agar Daffa dan Rayhan tetap menjadi lelakinya.

Setiap gerakan Daffa, tak ada yang menjadi rahasia baginya.

Bahkan, Daffa memberi hadiah berupa sekantong hal yang tak ia tahu kepada gadis tetangganya itu pun Decy tahu.

Hanya saja. Ia tak mengetahui apa yang terdapat di dalam kantong kresek itu.

"Kalian semua," panggilnya tiba-tiba. "Bikin tuh cewek menderita di setiap kesempatan yang kalian punya."

Netranya bergulir, menatap sekeliling pada antek-anteknya yang saat ini tercengang. "Ngerti?"

Anggukan cepat, adalah tanggapan yang ia terima.

**

Ifah dengan pakaian serba berwarma coklat tua nya berjalan santai di sekitar taman.

Ini adalah taman yang berbeda dengan saat itu.

Senja telah menampakkan diri di ujung langit, pertanda Adzan Maghrib akan segera berkumandang beberapa saat lagi.

Dengan santainya, gadis yang saat itu tengah di bulan merahnya pun berjalan sembari bersenandung.

"Bila waktu~ Tlah berhenti~ Teman sejati hanyalah~~ aa-maa-lll~"

Asik melompat kecil dengan nyanyiannya.

Tiba-tiba, gadis itu berhenti sebentar lalu segera berlari sedikit kencang ke semak-semak di jalan yang barusan ia lalui.

"Bentar. Kaya ada suara singa?" gumamnya dengan tangan sibuk menggrasak-grusuk semak pendek di samping pohon besar.

"Meoow~"

Mata Ifah segera berbinar. "TUHH KAN BENERAN SUARA SINGA!"

Tangannya terulur, mencoba mencari seekor 'singa' yang barusan bersuara.

"Ah, dapet!! Imut bangett!"

Gadis itu terdiam sebentar, memikirkan apakah 'singa' ini  telah memiliki pemilik?

Dirinya mencoba mencari sosok singa lain di sekitar semak itu, tapi tak ia temukan sama sekali.

"Meoww~" Ah, suara kecilnya sangat imut!

"Kayanya kamu ditelantarin, ya?" tanya Ifah mencoba berkomunikasi. Kucing kecil itu pun segera meringkuk, bagai tengah menjawab pertanyaan Ifah.

Memeluk benda kecil yang bernafas itu, Ifah segera berjalan pulang karena Adzan telah berkumandang. Dirinya sesekali akan mengecek ke belakang atau sekitar, mencoba mencari sosok yang terlihat seperti pemilik kucing di pelukannya.

"Yaudah, kamu aku adopsi jadi majikanku aja, gimana?" Ifah berhenti, lalu menatap mata besar kucing berwarna putih di pelukannya.

Menjilat tangannya, kucing itu terlihat seakan-akan setuju saja. "Meooww~"

"Oke, sepakat, ya?"

Saat hampir sampai di depan rumahnya, Ifah pun berhenti lagi. "Kalau gitu, kamu mau aku namain pakai nama apa?"

"Meoow~" Lagi-lagi kucing itu meringkuk.

Hati Ifah seolah melembut. "Kalau Singa aja, gimana? Sebenernya aku mau namain kamu pakai Buaya, tapi nama itu kaya ga coock banget sama kamu yang imut gini.."

Daffa, yang berjongkok di depan pagar rumahnya pun mengerjap berulang kali, melirik sosok gadis kecil di depan pohon mangga rumahnya.

"Oke, Singa? Let's go! Kita pulang!"

Daffa berdiri, tangannya telah mendapatkan apa yang barusan ia cari. Kunci motor.

Ya, seperti biasa.

Netranya tak henti menatap punggung Ifah. "Ternyata cewe rese' kaya dia bisa baik juga, ya?"

Lelaki itu berjalan ke pintu rumah, lalu mengernyit ketika sadar akan pujiannya yang tak benar. "Ga, ga. Emang sedikit baik, tapi masih aja kaya orang tolol. Kucing kok dinamain Singa? Buaya?"

***

Enjoy!

Part ke-3 di hari ke-3.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now