apartemen 2

120 23 2
                                    

jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, akan tetapi Vyona masih terjaga dari tidurnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, akan tetapi Vyona masih terjaga dari tidurnya. sedari tadi gadis itu terus berguling ke kanan dan ke kiri, berusaha menemukan posisi nyaman agar matanya segera memejam. namun semua usahanya sia-sia, sedari tadi ia terus kepikiran areksa, kakaknya itu sekarang pasti sedang menghawatirkan dirinya pasalnya ponselnya tidak aktif.

"ahhhh pasti kak Eksa nanti bakal ngomel-ngomel" gumam Vyona sembari mencebikkan bibirnya, saat ini ia sangat merutuki kebodohannya sendiri. kenapa juga dirinya bisa keluar rumah tanpa membawa ponsel ataupun dompet.

merasa tenggorokannya kering Vyona memutuskan untuk bangkit dari tidurnya dan langsung menuju ke dapur.

"belum tidur loe?"

"anjing ngagetin aja sih" Vyona mengumpat sembari memegangi dadanya, karena terburu-buru ke dapur Vyona sampai tak menyadari kalau jazz sedang tiduran di sofa ruang tamu.

"malah nyalahin, loe kenapa belum tidur sih Queen! ini udah pagi juga"

Vyona pun melangkahkan kakinya sesuai tujuan awalnya untuk mengambil minum, ia abaikan pertanyaan yang jazz lontarkan, karena tenggorokannya benar-benar terasa kering.

"anying, gue dicuekin ama tu bocah" karena tak mendapat jawaban dari Vyona membuat jazz ngedumel sendiri, namun setelahnya ia kembali fokus pada game yang tengah ia mainkan pada ponsel pintarnya.

"loe sendiri kenapa belum tidur?" Vyona yang baru saja keluar dari dapur justru bertanya balik kepada jazz, padahal pertanyaan jazz saja belum dijawab oleh gadis itu.

"gue udah biasa tidur pagi. nah loe sendiri, kenapa belum tidur?"

"gue kepikiran sama kakak gue. nanti dia pasti bakal marah-marah gara-gara gue nggak bisa dihubungi"

jazz hanya dapat mengerutkan kedua alisnya, lagian buat apa juga kakaknya Vyona mencari gadis itu, bukankah mereka tinggal serumah. ya, seperti itulah mungkin yang ada difikirkan jazz.

"ngapain juga kakak loe ngehubungi elo. kalian tinggal serumah kan!"

"nggak. kakak sama papa gue di LA"

"jadi mereka nggak tau kalau loe diusir dari rumah sama nyokap loe?"

Vyona hanya mampu menggeleng pelan sembari tersenyum getir, dadanya kembali sesak ketika mengingat perlakuan sang mama.

"loe kenapa bisa diusir dari rumah sih?" sejujurnya sedari tadi mulut jazz sudah gatal untuk menanyakan itu, namun ia merasa tidak enak hari kepada Vyona. namun entah dapat keberanian dari mana, ia sekarang justru menanyakan hal itu kepada Vyona. jazz hanya tak habis fikir saja kepada mamanya Vyona bagaimana bisa seorang ibu membiarkan anak perempuannya lontang-lantung di malam hari tanpa punya tujuan, padahal bundanya saja selalu bawel kalau jazz pulang tengah malam.

melihat Vyona hanya diam dengan pandangan kosong akhirnya jazz kembali bersuara. "nggak usah dijawab kalau menurut loe itu privasi keluarga loe" jazz sadar nggak seharusnya ia terlalu ikut campur urusan pribadi Vyona, apalagi mereka baru saja kenal.

"tidur, nggak usah mikirin kakak loe. nanti kalau kakak loe marah, biar gue yang bantu ngomong"

Vyona mengangguk sembari tersenyum manis. Vyona fikir jazz itu orang yang dingin dan menyebalkan. tapi siapa sangka ternyata jazz bisa selembut ini dengan perempuan, Vyona jadi berfikir betapa beruntungnya kekasih jazz memiliki cowok sesempurna itu.

"ngapain loe senyam-senyum sambil lihatin gue, awas nanti naksir"

"dihh Pede banget loe. cowok gue lebih ganteng dari pada loe" ucap Vyona sembari menjulurkan lidahnya mengejek jazz, sebelum akhirnya ia berlari menuju kamar.

"cewek kayak gitu dibilang cewek iblis. buta kali mata mereka, orang ngegemesin gitu" gumam jazz sembari tersenyum. "dihh apaan sih, kenapa gue malah mikirin tu cewek"

jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Vyona terbangun karena silau cahaya matahari yang menyelinap melalui cela gorden

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Vyona terbangun karena silau cahaya matahari yang menyelinap melalui cela gorden. Vyona menggeliat ditempatnya sembari berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya.

"jazz udah bangun belum ya. mendingan gue bangun terus buatin dia sarapan, yakali gue numpang tapi nggak berbuat apa-apa"

Vyona segera bangun dan ia menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. setelah dirasa cukup gadis itu segera mematut dirinya pada pantulan kaca wastafel.

"gila gue tetep cantik walaupun nggak pakai make up" Vyona bergumam sembari memuji dirinya sendiri.

setelah selesai berkaca Vyona segera keluar dan langsung menuju ke dapur. dilihatnya sekeliling masih terlihat sepi, itu tandanya jazz masih belum juga bangun.

"gue masak apaan ya?" Vyona bermonolog sembari memilah-milah bahan masakan dari dalam kulkas. ia jadi bingung sendiri karena tak tau makanan apa yang jazz sukai, pada akhirnya Vyona memutuskan memasak makanan yang sesuai dengan seleranya, jika nanti jazz tidak suka maka Vyona akan memasak kembali.

ketika tengah asik memasak tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan seorang cowok tampan yang Vyona sendiri tidak ketahui itu siapa.

"HUAAA ANJING" cowok itu mengumpat dengan wajah yang terlihat kaget begitu melihat sosok Vyona tengah berdiri di dapur, kagetnya benar-benar tidak bisa santai. sudah seperti orag yang tengah melihat hantu.

"gue nggak salah rumah kan" cowok itu bergumam sembari terus memperhatikan Vyona dari atas hingga bawah "tapi kalau salah nggak mungkin paswordnya bener dong, dan lagian itu bajunya si boss"

"woyy anak anjiNg. loe ngapain pagi-pagi udah teriak-teriak?" Seru jazz yang baru saja keluar dari kamarnya, mungkin saja cowok itu terbangun karena teriakan heboh dari cowok tampan yang baru saja datang itu.

"boss ini bidadari darimana anjir? loe punya cewek boss? kenapa loe nggak pernah bilang ke gue ama Rapa bos"

"berisik" bukannya menjawab jazz justru menyumpal mulut Andi dengan tomat yang baru saja ia ambil dari atas meja.

"anak ngent___"

"mau ngomong apa loe?" belum juga Andi  selesai bicara jazz sudah lebih dulu menyela sembari menatap tajam Andi.

"ehehehe kagak apa-apa boss" ucap Andi sembari cengar-cengir.

Vyona hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya, kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya. bisa gosong masakannya jika terus-menerus melihat jazz dan temannya itu adu mulut.

"loe masak apaan Queen?"

"ntar juga tau"

"hey nona cantik, loe ceweknya boss jazz ya?" tanya Andi sembari tersenyum genit. "kenalin nama gue Andi. gue sahabatnya bos jazz sama Rapa" Andi mengulurkan tangannya kepada Vyona berharap cewek itu mau ia ajak kenalan.

"gue Vyona" balas Vyona namun enggan untuk mnejabat tangan Andi.

"buset tangan gue dianggurin"

"tangan gue kotor abis pegang ikan, mau loe bau amis!" Vyona menatap Andi dengan sinisnya hingga membuat cowok hiperaktif itu langsung kicep.

"cewek loe galak bener bos"

"salah sendiri nyari gara-gara sama iblis" ucap jazz sembari memamerkan senyum smirk andalannya.

Vyona ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz