rumah Jazz

78 14 1
                                    


Berhubung hari ini weekend dan Vyona sedang mendapatkan tamu bulanannya jadi gadis itu bangun agak kesiangan, Vyona bangun tepat pukul 08

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Berhubung hari ini weekend dan Vyona sedang mendapatkan tamu bulanannya jadi gadis itu bangun agak kesiangan, Vyona bangun tepat pukul 08.00 pagi itupun harus dibangunkan oleh nenek.

"Vyona ayo bangun, anak gadis nggak boleh males-malesan ya" ucap nenek sembari memukul-mukul pantat Vyona, agar cucu perempuannya itu lekas bangun.

"Nenek, lima menit lagi ya. Vyo, masih ngantuk banget ini"

"Bangun sekarang atau nenek bakar desain baju buatan kamu" ancam nenek sembari bersidekap dada.

Kali ini ancaman nenek langsung berhasil, terbukti sekarang Vyona sudah duduk walaupun matanya masih tertutup.

"Jangan bakar desain buatan Vyona, nek"

"Yaudah sekarang cepetan mandi, orang pacar kamu udah nungguin dibawah. Nenek malu punya cucu pemalas kayak kamu"

Mendengar penuturan sang nenek, mata Vyona langsung terbuka lebar-lebar. Bisa-bisanya Jazz sepagi ini sudah datang, sedangkan dirinya malah masih kucel karena baru bangun tidur.

"Nenek kenapa nggak bilang kalau Jazz kesini' ucap Vyona sembari mencebikkan bibirnya.

"Kan barusan nenek bilang" Rosmalinda menjadi gemas sendiri ketika melihat bibir Vyona yang maju layaknya mulut bebek. "Udah mandi sana, biar nenek yang temenin jazz. Jarang-jarang bisa ngobrol sama berondong" lanjut Rosmalinda dengan gaya yang dibuat secentil mungkin, hingga membuat Vyona semakin bertambah kesal.

"Nenek itu pacar Vyona" teriak Vyona begitu sang nenek sudah lebih dulu pergi dari kamarnya.

Sementara itu Rosmalinda yang belum terlalu jauh dari kamar Vyona hanya bisa tertawa kecil. Sungguh Vyona begitu lucu dan menggemaskan.

"Dahlia terimakasih karena kamu telah membawa cucu perempuanku kedunia ini. Maafin bunda ya, sekarang bunda janji bakal jaga Vyona. Kamu yang tenang diatas sana" gumam Rosmalinda, hatinya kembali sedih ketika mengingat mendiang Dahlia, begitu banyak luka yang sudah Rosmalinda beri kepada Dahlia.

Rosmalinda segera melangkah kakinya menuju ruang keluarga dimana kedua cucu laki-lakinya dan juga Jazz berada. Dari ujung tangga dapat Rosmalinda lihat kedekatan cucu-cucunya dengan Jazz, diam-diam dalam hatinya Rosmalinda berdoa semoga Jazz adalah laki-laki yang tepat untuk cucu perempuannya.

"Tuhan semoga anak muda itu memang engkau takdirkan untuk cucuku, semoga dia penghantar kebahagiaan untuk Vyonaku" gumam Rosmalinda dalam hati.

"Adek mana nek?" Tanya Areksa ketika sang nenek baru saja datang.

"Pasti belum bangun lah, orang dia baru dapat tamu bulanan. Ya udah jelas males-malesan" tebak Alan tepat sasaran.

"Tau darimana loe bang?" Tanya Areksa dengan heran. "Gue rasa Jazz yang cowoknya aja nggak tau kalau Vyona lagi dapet" lanjutnya sembari melirik Jazz.

"Ya jelas gue tau. Orang mulainya tadi malam, waktu gue ke kamarnya buat ngecek udah tidur atau belum, gue malah lihat itu bocah lagi merintih kesakitan sambil pegangin perutnya" jawab Alan apa adanya. Cowok itu tadi malam memang sempat ke kamar Vyona untuk mengecek adik kesayangannya, bahkan semalam Alan tidur di kamar Vyona sembari menyeka perut Vyona dengan botol yang sudah Alan isi dengan air hangat, hingga akhirnya membuat Vyona bisa tidur dengan nyenyak.

Vyona ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat