menyiksa diri sendiri

114 10 0
                                    

Kabar tentang Jazz yang mengalami kecelakaan sudah tersebar di SMA Satria Mandala, bahkan sampai kini cowok itu belum sadarkan diri.

"Vyona mana?" Tanya Karel pada Ghea yang kini sedang berkumpul bersama Riri dan juga Astrid.

"Ngapain loe nanyain Vyona, jangan karena Jazz nggak ada loe mau nyari kesempatan ya" ucap Riri sembari menggebrak meja hingga membuat Astrid dan Ghea kaget. Entah mengapa jika itu berhubungan dengan Karel, Riri langsung emosi.

"Gue nggak nanya sama loe" ketus Karel.

"Yaudah pergi sana, pengen muntah gue lihat muka loe"

Dengan perasaan dongkol akhirnya Karel berjalan menuju bangkunya, Karel sama sekali tidak mengelak ketika Riri bilang ingin memanfaatkan keadaan saat Jazz tidak ada, karena faktanya Karel memang mau mendekati Vyona lagi siapa tau Vyona kembali menjadi miliknya, Karel tau itu sedikit egois, tapi sungguh Karel tidak bisa kehilangan Vyona, dirinya yang terlampau bodoh karena mau dihasut oleh Aretha. Namun sayangnya ketika Karel sadar semuanya sudah terlambat, Vyona benar-benar sudah jauh dari jangkauan.

Dari kemarin Vyona masih setia menemani Jazz di rumah sakit, bahkan gadis itu tak mau pergi ke sekolah.

"Jadi kayak gini ya rasanya waktu kamu nungguin aku yang lagi koma kemarin!" Seru Vyona, dari kemarin perasaannya sangat tidak tenang ketika sang kekasih tak kunjung membuka kedua matanya.

"Sayang bangun, aku mohon. Jangan buat aku takut" ucap Vyona sembari memeluk Jazz, air matanya pun sudah membasahi kedua pipinya. Kedua mata Vyona bahkan jadi bengkak karena kebanyakan menangis.

"Kak Vyona"

"Ngapain loe kesini? Pergi, gue nggak mau lihat muka loe" ucap Vyona.

Gadis yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Jazz adalah Karin, gadis yang kemarin diselamatkan oleh Jazz. Dia adalah gadis yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ibunya, kemarin Karin melarikan diri ketika ibunya kembali memukulinya tapi siapa sangka justru aksi kaburnya itu malah membuat orang lain celaka.

"Maafin aku kak"

"Gue tau loe nggak salah, gue juga tau nggak seharusnya gue benci sama loe. Tapi gue nggak bisa, loe lihat sekarang cowok gue belum juga sadar"

"Pukul aku kak, ayo pukul. Lakuin apapun yang kakak mau, bahkan jika kakak mau bunuh aku, aku ikhlas kak" ucap Karin sembari bersimpuh disamping Vyona.

"Tolong pergi, gue lagi nggak mau di ganggu" pinta Vyona untuk sekali lagi.

Tak berselang lama bunda terlihat masuk kedalam ruang rawat Jazz. melihat Vyona yang sudah menangis, bunda segera membawa Karin untuk meninggalkan ruang rawat Jazz.

"Ibu, aku pengen minta maaf sama kak Vyona"

"Saya tau, tapi ini bukan waktu yang tepat, Karin" ucap bunda sembari memeluk Karin. Bunda tau posisi gadis itu tidaklah mudah, dan bunda pun juga tidak menyalahkan Karin atas apa yang Jazz alami saat ini, mungkin saja kalau bunda di posisi Jazz, bunda juga akan melakukan hal yang sama.

"Ibu nggak benci Karin, kayak kak Vyona benci Karin?" Tanya Karin sembari mengurai pelukannya.

Bukannya menjawab bunda malah tersenyum sembari mengelus pipi Karin.

"Saya, ataupun Vyona tidak membenci kamu Karin. Tolong maafin Vyona ya kalau sikapnya mungkin agak kasar"

"Kak Vyona nggak salah kok, Bu. Saya memang pantas mendapatkan itu" ucap Karin sembari menunduk.

Vyona ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang