ciuman terakhir

81 14 1
                                    

Pagi ini suasana rumah Vyona begitu ramai dipenuhi oleh sanak keluarga dan juga para tetangga yang mengucapkan bela sungkawa

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Pagi ini suasana rumah Vyona begitu ramai dipenuhi oleh sanak keluarga dan juga para tetangga yang mengucapkan bela sungkawa.

Alan dan Areksa sedari tadi hanya menatap kosong pada tubuh Dahlia yang kini sudah terbujur kaku didepannya, dua cowok tampan itu terlihat sangat kacau karena dari semalam terus menerus menangis.

Ditengah-tengah keramaian itu ada juga Ghea, Rafa, Riri, Andi, Astrid, dan juga Niko. Namun dari banyaknya orang disana tak mereka dapati Vyona, dan juga Jazz, entah pergi kemana mereka berdua.

"Si boss sama Vyona kemana?" Tanya Andi pada Rafa.

"Mana gue tau, gue kan juga baru datang bareng sama loe bego"

"Iya juga ya"

Ke enam bocah itu datang sebagai perwakilan dari kelas mereka, jadi ke enam bocah itu akan datang ke sekolah agak sedikit lebih siang.

Dari semalam setelah jenazah dipulangkan ke rumah suka, Vyona memang tidak mau keluar dari dalam kamar, bahkan Jazz sudah membujuknya sebanyak ratusan kali tapi Vyona tetap kukuh tidak mau turun.

"Queen" panggil Jazz sembari membelai Surai hitam legam milik Vyona. Gadis itu terus saja bersandar pada dada bidangnya.

Menangis! Tidak, Vyona sama sekali tidak mengeluarkan air matanya setelah ia pingsan kemarin. Gadis itu jadi lebih banyak diam, dan hanya memainkan jari tangan Jazz.

"Kita turun ya, ini pasti sebentar lagi Tante bakal dimakamkan"

Lagi-lagi Vyona hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Untuk terakhir kalinya, ayo kita antar mama kamu sampai ke peristirahatan terakhirnya. Ikhlas Queen, semua orang pasti akan berpulang. Kita sebagai manusia hanya bisa menunggu giliran aja"

"Aku nggak sanggup kalau harus turun Jazz. Aku takut"

"Jangan takut, ada aku disini. Aku bakal selalu ada disamping kamu, ayo sekarang kita turun. Kak Areksa sama yang lainnya pasti udah nungguin"

Dengan sangat terpaksa akhirnya Vyona mau juga diajak untuk turun kelantai dasar. Dari ujung tangga dapat Vyona lihat disana sudah ada banyak sanak keluarga yang berkumpul, mulai dari keluarga besar mamanya, dan juga keluarga besar papanya.

Sampai pada akhirnya fokus Vyona tertuju pada jenazah sang mama. Rasanya Vyona benar-benar ingin menganggap kalau ini hanya bercandaan saja, tapi lihatlah mamanya terlihat sangat betah menutup matanya.

"Ayo" ajak Jazz sembari mengusap lembut pundak Vyona.

"Ayo V, dicium dulu mamanya. Tapi air matanya jangan sampai jatuh mengenai mamamu ya" ucap Tante melati.

Vyona menatap Tante melati dengan sedikit ragu, karena begitu ia menuruni anak tangga tadi air mata Vyona tiba-tiba saja langsung keluar membasahi pipinya.

"Gapapa, untuk terakhir kalinya" ucap Tante melati sembari menggenggam lembut tangan Vyona. Tante melati adalah kakak dari Dahlia, Vyona memang lumayan dekat dengan beliau, Tante melati pun juga sangat menyayangi Vyona, tapi sayangnya Vyona jarang sekali bisa bertemu dengan Tante melati karena beliau tinggal di Surabaya.

Vyona ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin