berakhir

159 24 2
                                    

"VYONA" baru saja Vyona keluar dari dalam mobilnya, suara cempreng Ghea sudah mengintrupsi dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"VYONA" baru saja Vyona keluar dari dalam mobilnya, suara cempreng Ghea sudah mengintrupsi dirinya. Gadis polos itu nampak berlari kearahnya, dan dengan senang hati Vyona merentangkan kedua tangannya hingga membuat Ghea masuk kedalam pelukannya.

"Ahhh kangen banget" rengek Ghea dengan memeluk Vyona erat-erat seolah-olah mereka sudah tidak bertemu bertahun-tahun.

"Gue juga kangen sama loe. Ishh loe ke Bandung kok nggak bilang-bilang gue sih"

"Maafin Ghea ya, Vyo" ucap Ghea sembari mengurai peluknya. Baru saja Ghea mengurai pelukannya fokusnya langsung tertuju pada pipi kanan Vyona yang memar.

"Vyo pipi kamu kenapa?" Tanya Ghea dengan menyentuh luka itu, tampak jelas kekhawatiran Dimata indah Ghea. "Jazz nggak nyakitin loe kan?"

"Nggak ada, apaan sih loe ge. Lagian ngapain juga jazz nyakitin gue, kemarin gue jatuh"

"Kamu bohong. Ini pasti karena Tante kan!" Kali ini Ghea terlihat menatap tajam Vyona, Ghea mengenal Vyona bukan hanya setahun atau dua tahun, dan Ghea paham betul Vyona bukan tipe orang yang ceroboh. Jadi sangat sulit bagi Vyona untuk berbohong kepada Ghea, mengingat keduanya sudah berteman sejak di bangku sekolah dasar. "Kamu diam berarti benar"

"Udah, gue gapapa kok"

"Vyo nya aku luka, pasti sakit ya. Yuk masuk kelas, aku obati luka kamu" Ghea berjalan sembari menarik tangan Vyona hingga membuat Vyona terkekeh.

Sesampainya di dalam kelas Ghea segera mengeluarkan salep yang selalu ia bawa. Salep itu memang selalu Ghea siapkan untuk Vyona, dan juga Rafa. Sahabat dan juga pacarnya itu suka sekali terluka seperti ini, itu sebabnya Ghea selalu membawa salep itu kemana-mana.

"Sakit nggak?" Tanya Ghea dengan penuh kehati-hatian mengoleskan salep itu pada pipi Vyona.

"Nggak" jawab Vyona sembari mengulas senyum manisnya.

"Nanti tidur dirumah aku, aku nggak terima penolakan dari kamu"

Vyona lagi-lagi hanya bisa tersenyum, kalau Ghea sudah seperti ini benar-benar tidak bisa ia bantah lagi. Ini salah satu alasan kenapa ia betah berteman dengan Ghea, walaupun gadis itu lemotnya minta ampun tapi sungguh hati Ghea begitu lembut layaknya seorang malaikat.

"Ehh buset kenapa tuh pipi loe V? Loe kemarin nggak dianiaya temen gue kan!" Rafa yang baru saja datang bersama jazz dibuat kaget dengan lebam dipipi Vyona. bukan hanya Rafa, jazz pun juga terlihat sama, pasalnya ketika jazz mengantar Vyona pulang, gadis itu masih baik-baik saja.

"Nyokap loe yang buat loe kayak gini!" Tebak jazz tepat sasaran.

"Nyokap loe pulang? Itu sebabnya loe kemarin nggak pulang" kini Rafa bertanya kepada Vyona dengan wajah yang tidak bisa Vyona baca. Sudah berulangkali Rafa ingin melabrak mamanya karena selalu menyakiti dirinya, tapi Vyona selalu berhasil mencegah sahabatnya yang satu itu.

Vyona ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang