permintaan maaf

74 11 0
                                    

"bisa minggir dari bangku gue nggak!" Ucap Karel yang ditujukan entah untuk siapa, namun orang yang melihatnya pun tau kalau Karel sedang berbicara dengan Jazz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bisa minggir dari bangku gue nggak!" Ucap Karel yang ditujukan entah untuk siapa, namun orang yang melihatnya pun tau kalau Karel sedang berbicara dengan Jazz.

Sedangkan Jazz sama sekali tak merespon, bahkan cowok itu masih asik dengan game yang ia mainkan pada ponselnya.

"Woi gue ngomong sama loe"

"Maksud loe apaan sih, rel!" Seru Rafa yang mulai jengah dengan tingkah Karel.

"Inikan emang bangku gue, fa"

"Gue nggak ada lihat di bangku ini ada tulisan milik Karel, dan lagian dari awal gue masuk ini udah jadi bangku gue. Salah loe sendiri ngapain loe pindah-pindah, kalau pun loe mau bangku ini cuma buat deketin cewek gue, itu nggak akan ngerubah keadaan" ucap Jazz sembari tersenyum smirk. "Karena hatinya udah jadi milik gue" lanjutnya sembari menatap remeh Karel.

Diam-diam Karel mengepalkan kedua tangannya, karena merasa kesal. Tidak-tidak, Karel tidak boleh terpancing oleh Jazz, Karel yakin hati Vyona masih miliknya.

"Dihh ada manusia nggak tau malu" sarkas Riri yang baru saja masuk kedalam kelas bersama Astrid.

"Ngapain loe disini? Nggak tau malu" timpal Astrid.

"Dia mah muka tembok, mana tau arti malu" ujar Niko tak mau kalah.

Karel semakin geram ketika teman-temannya malah lebih memilih membela Jazz yang baru mereka kenal beberapa bulan yang lalu, ketimbang dirinya. Bahkan setelah putus dari Vyona, Karel merasa kalau Niko maupun Rafa sama sekali tak ingin dekat dengan dirinya, padahal sebelum kedatangan Jazz, Karel berteman baik dengan Niko maupun Rafa.

"Mending loe pergi deh, takutnya kalau loe deket-deket cewek gue nanti dia bisa celaka lagi. Loe kan pecundang" bisik Jazz tepat ditelinga Karel. Setelahnya cowok itu tersenyum smirk dan menepuk pundak Karel dua kali.

Perkataan Jazz barusan sukses membuat tubuh Karel menegang, apa jangan-jangan Jazz tau kalau dirinya lah yang telah menabrak Vyona.

"Muka loe biasa aja, nggak usah tegang gitu. Gue tau semuanya, bahkan cewek gue pun juga tau" ucap Jazz dengan santainya bahkan cowok itu sekarang sudah bermain-main dengan bulpoint ditangannya.

Keringat dingin mulai bercucuran dari tubuh Karel, Vyona tau kalau dirinya yang telah menabraknya.

"Gue emang tau semuanya, gue emang nyuruh kakak-kakak gue buat nggak laporin loe Karena gue ngerasa kasihan sama loe. Jadi sekarang gue mohon loe pergi dan jangan pernah ganggu gue lagi"

Setelah mengucapkan itu Vyona segera bangkit dari duduknya dan menarik tangan Jazz untuk pergi.

"Jangan jadi pebinor loe, awas aja loe kalau berani bakal berhadapan sama kita-kita loe" peringat Andi dan langsung disetujui oleh Niko, Astrid dan juga Riri.

"Jangan jadi pebinor loe, awas aja loe kalau berani bakal berhadapan sama kita-kita loe" peringat Andi dan langsung disetujui oleh Niko, Astrid dan juga Riri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vyona ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang