terbangun dari tidur panjang

70 12 2
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini tepat satu bulan Vyona menutup matanya dengan begitu damai, seolah-olah gadis itu begitu enggan untuk bangun.

Dan selama itu pula Jazz selalu setia menemani gadisnya berharap mata gadis itu segera terbuka dan menyambutnya dengan senyum manis.

Bahkan selama liburan kenaikan kelas Jazz sama sekali tak pergi kemanapun, segala keperluannya disiapkan oleh bunda dan juga teman-temannya. Sampai sekarang pun Jazz masih selalu menemani gadis itu, Jazz akan pergi ketika waktunya untuk pergi sekolah saja.

Sebenarnya Jazz sangat geram karena sampai sekarang kasus tabrak lari yang melibatkan gadis kesayangannya belum menemui titik terang. Satu-satunya harapan mereka waktu itu adalah cctv di rumah haji Ali, tapi nyatanya cctv di rumah haji Ali mati karena sempat ada perbaikan listrik dirumah haji Ali. Hingga sekarang Jazz, Areksa, dan juga Alan hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Tuhan, karena mereka tau Tuhan itu maha adil.

"Jazz, om pergi dulu ya. Om ada rapat" pamit Agra sembari membereskan file-file yang berserakan di atas meja. "Jangan lupa makan" lanjutnya sembari menepuk pundak Jazz sebelum akhirnya beranjak dari ruang rawat Vyona.

Setelah kepergian Agra, Jazz hanya melirik makanan yang sudah Agra siapkan untuknya. Lalu fokus cowok itu kembali pada gadis cantik yang sedang tidur di ranjang pesakitan, wajahnya terlihat begitu damai.

"Hai cantik, apa kabar?" Tanya Jazz sembari mengelus puncak kepala gadis itu. bodoh memang, padahal Jazz tau tanyanya tak akan pernah terjawab karena yang ditanya masih tidur dengan damainya.

"Tidur terus nggak capek apa! Ini udah tepat satu bulan kamu menutup mata" Jazz berucap dengan suara yang mulai bergetar, sesungguhnya ia begitu putus asa, ia benar-benar takut kalau Vyona lelah dan memilih untuk menyerah, lalu pergi meninggalkan dirinya.

"Kamu nggak kangen sama aku ya Queen?" Tanya Jazz dengan tertawa getir. Setiap hari pertanyaan itu selalu ia tanyakan kepada Vyona, walaupun responnya tetap sama, Vyona sama sekali tak menanggapi dirinya.

"Aku kangen banget sama kamu, jadi aku mohon bangun Queen. Kamu tidurnya kelamaan, aku jadi takut. Ta__ takut kalau kamu capek dan memilih pergi ninggalin aku" air mata Jazz semakin deras, hatinya terasa teremas oleh benda tak kasat mata.

"Kamu ingat nggak, kamu masih punya hutang sama aku" di tengah-tengah isakan tangisnya Jazz kembali mengingat kalau dulu Jazz pernah meminta tiga permintaan kepada Vyona, dan gadis itu baru mengabulkan satu permintaan Jazz, jadi masih sisa dua permintaan bukan!

"Sekarang aku minta permintaan yang kedua" ucap Jazz sembari menggenggam tangan Vyona "permintaan keduaku, aku cuma mau kamu bangun dan sehat seperti sediakala" lanjut  Jazz sembari menelan ludah kasar.

"Bangun Queen"

"Aku mohon bangun"

"Ona bangun, ayo bangun. Aku tau kamu kuat"

Vyona ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora