49 - AF

905 65 3
                                    

Di malam yang sunyi ini, seorang remaja lelaki duduk dengan gelisah di atas sepeda motornya, matanya berfokus pada layar ponsel yang menerangi wajahnya. Dirinya seperti tengah menunggu dengan ketegangan di jalan yang sunyi ini. Dalam kegelapan, suara langkah kaki mulai bergema, memberi petunjuk bahwa seseorang mendekati.

Lelaki itu menghentikan aktivitasnya pada ponsel dan mengangkat kepalanya. "Ada apa nih? Sampe gua harus puter balik?" tanya Angel yang mendekat sambil tersenyum lebar, menciptakan bayangan wajahnya di kegelapan.

"Di mana Auva?" desak pemuda itu dengan mata penuh kekhawatiran.

Mendengar pertanyaan itu, Angel memilih untuk tertawa dengan nada sinis, seperti menertawakan kekonyolan lelaki tersebut. Sementara itu, Alvan hanya bisa menatapnya tanpa ekspresi, membiarkan tatapannya mencerminkan kebingungan yang mendalam.

"Lo, nanyain cewek lo itu ke gua? Sorry nih Al, gua sibuk ngurus diri sendiri," jawab Angel sambil tersenyum sinis. Entah mengapa, hubungan mereka tampak rumit dan aneh bagi Angel. Pikirannya merenung sejenak tentang keanehan pertanyaan Alvan.

Namun, pemuda itu tetap diam, membuat Angel semakin bingung. Mata mereka bertemu, menciptakan ketidakpahaman yang tergantung di udara malam yang sunyi.

"Lo kenapa dah Al? Dateng-dateng nanyain cewek lo ke gua?" sapa Angel dengan nada bercanda, sambil menyelipkan senyum menggoda di bibirnya.

Alvan menghela nafas dalam, wajahnya mencerminkan ketegangan. "Auva hilang," ujarnya dengan serius, mencoba menyampaikan kekhawatirannya kepada Angel. Namun, tatapan tak percaya melintas di wajah Angel. Auva hilang? Tidak mungkin, pikirnya.

"Terus lo nuduh gua nyulik pacar lo itu?" reaksi Angel tegas, dengan tatapan tidak percaya dan ekspresi yang menganga, mencerminkan keheranan atas tuduhan yang diarahkan padanya.

"Gila. Ya gua akui, gua dulu emang selalu niat jahat sama cewek lo. Bahkan gak segan-segan gua bully dia, tapi ngeliat keadaan gua yang kaya gini ... ya kali gua jahat ke dia," lanjutnya dengan suara yang mencerminkan penyesalan. Dia mencoba membuka hatinya di tengah kebingungan yang mengitari keberadaan Auva.

"Gua udah tobat Alvan. Gua sadar, gua emang terobsesi sama lo," ungkap Angel dengan suara penuh penyesalan, mencoba menjelaskan perubahan dalam dirinya.

Alvan menatapnya dengan ekspresi serius, mencoba memahami perubahan yang diakui oleh Angel. "Dan lo harus tau ini, Auva udah nyelamatin diri gua. Yakali gua bales dengan nyekap atau apalah itu, gua gak sebodoh itu," tambah Angel dengan penuh ketulusan, menyiratkan perasaannya yang terbuka.

Angel melihat raut terkejut di wajah Alvan, dan senyumnya muncul ketika menyadari bahwa Alvan langsung mengubah ekspresi datarnya seperti biasanya. Dirinya pasti akan menebak ini, pikir Angel sambil mengamati reaksi Alvan dengan harapan yang tak terucapkan.

"Al, Auva udah bantu nolongin gua. Gua hampir mau mati, tapi cewek lo selama ini bantuin gua buat tetap hidup lebih baik," cerita Angel, mengungkapkan momen kelam dalam hidupnya dengan suara yang penuh emosi.

"Dari situ gua sadar, betapa tulus dan baiknya hati cewek lo. Disaat gua jahat sama dia, tapi dia tetep baik sama gua, dia tetep mau ngerangkul gua padahal gua selalu nolak karena gua malu, Al. Gua malu lihat dia masih mau baik dan nerima gua disaat semua orang gak suka gua. Seharusnya yang lo cari bukan gua tapi Gisel, dia yang masih punya seribu satu cara buat jahatin Auva," tambah Angel, mencoba menggambarkan transformasi hatinya setelah mendapat bantuan dari seseorang yang tak terduga.

Mendengar penjelasan yang menggugah dari Angel, Alvan terdiam lalu mengepalkan tangannya, menyadari kedalaman perasaan dan kebaikan yang selama ini tidak disadarinya. Angel yang melihat itu tersenyum kecil, merasa lega karena tulusnya perasaan yang terungkap dan keyakinannya bahwa Auva pantas memiliki hati Alvan.

ABOUT FEELINGS [END]Where stories live. Discover now