72 || Mengingat

13.4K 1K 125
                                    

Haiii teman❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii teman❤️

Happy reading cantik<3

---•.•---

Waktu terus berjalan, digantikan dengan hari-hari baru yang kita sebagai manusia tidak bisa menebak apa yang akan terjadi di hari yang akan datang itu.

Sama seperti hari ini, hari dimana korban penusukan di sebuah club malam, di nyatakan kritis selama beberapa hari dan dinyatakan amnesia ketika ia sadar. Siapa lagi kalau bukan, Gavin.

Hari ini Gavin sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, tentunya atas paksaan laki-laki itu. Gavin merasa kondisinya sudah cukup membaik, meski luka operasinya di perut belum sepenuhnya kering dan pulih. Jangan lupakan bahwa suami Keysha tersebut dinyatakan amnesia setelah ia sadar dari masa kritisnya.

"Apartemen?" gumam Gavin berdiri didepan pintu apartemen yang ia tinggali bersama Keysha.

"Iya, ini apart abang." jawab Gia menyadari kebingungan Gavin yang menatap apartemen tersebut.

Di samping Gia, Keysha melangkah ke depan, menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu apartemennya. Ia tahu Gavin tidak mengingat password nya. Padahal jelas-jelas password tersebut adalah tanggal pernikahan mereka yang dibuat langsung oleh Gavin.

"Password nya tanggal pernikahan kita," ujar Keysha ketika pintu terbuka.

Gavin bergeming di depan pintu. Menatap lurus kedalam apartemen. Dalam pikirannya ia bertanya-tanya pernikahan apa yang dimaksud Keysha. Dan apa ini? Ia tinggal disini?

"Gia..." panggil Gavin.

"Kenapa? Ayo masuk, bang."

"Abang mau pulang," cicit Gavin membuat Keysha menatapnya dengan tatapan sendu.

"Pulang kemana? Bang Gavin tinggal disini, sama kak Keysha." jelas Gia, semakin menambah kebingungan Gavin. Kepalanya mulai terasa pusing.

Gavin menggeleng keras, "Nggak! Abang nggak tau tempat ini. Gia..., Abang mau pulang, ke rumah Oma." ucapnya. Gavin hanya mengingat satu-satunya tempat pulangnya adalah rumah Oma Kelly.

"Kamu beneran nggak inget tempat ini, Vin?" tanya Keysha pelan menatap kedua mata Gavin.

"Kalo gue bilang nggak ya nggak!" sentak Gavin meringis memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Shhh arghhh.." Gavin semakin meringis, kepalanya sakit.

Keysha tidak tega melihatnya, ia hendak membantu Gavin, namun dihentikan oleh Gia yang menahannya.

"Biarin aja kak. Siapa tau kalo sakit-sakitan terus ingatannya balik." cetus Gia. Gadis itu memilih duduk bersandar pada sandaran sofa sambil memainkan ponselnya. Benar-benar tidak merasa khawatir kepada abangnya.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang