~~~
Disaat Bukit akan melangkahkan kakinya keluar dari kamar, tiba-tiba perutnya terasa sakit
Ia meringis tertahan sembari memegangi perutnya,
"Anjir, kok tiba-tiba gua mules sih!"
Benar-benar perut yang tidak bisa diajak kompromi!
*Drrt..
"Buruan, S*tan!" Ketus Aland saat sudah terhubung dengan ponsel Bukit
"Iya bentar! Perut gua mules nih! Gua buang aer dulu, ya?"
"Dih, Anj*ng! Makin lama dong!!"
"Ya terus ini gimana!? Gua mules banget! Ah elah!"
"Udah tahan dulu aja! Pentingan mana sama solidaritas?!"
"Iya dah iya!"
*Tutt
*****
Singkat cerita, Bukit sekarang sudah berada di hadapan rumah Aland,
*Tok Tok Tok!
Bukit mengetuk pintu rumah, tetapi tak ada jawaban sama sekali. Dengan kesal, Bukit merogoh saku dan mengambil ponselnya
"Woy Land! Gua udah ada di depan pintu rumah lu nih! Buruan ke sini!"
"Iya, tungg--"
*Tutt
Bukit tak mendengarkan ucapan Aland terlebih dahulu, ia malah mematikan sambungan telpon tersebut
*Ceklek
"Lama banget lu!" Kata Bukit
"Ya maaf! Udah ayok masuk!"
Bukit dan Aland masuk ke dalam rumah dan berjalan ke kamar Aland. Di sana sudah terdapat Fajar yang terduduk di lantai dengan wajah cemas
"Assalamualaikum!"
Bukit menepuk pelan bahu Fajar membuatnya terlonjak kaget,
"Anj*ng! Gua kaget, onta!"
"Lu mau ngomongin soal apa?"
Bukit langsung to the point, ia ikut duduk di lantai kamar Aland
"Pernikahan gua dimajuin jadi 3 Minggu lagi"
"HAH!?"
Ucapan Fajar sukses membuat Bukit dan Aland terbelalak kaget,
"Seriusan lu!? Kok bisa!?"
"Iya, serius! Keluarga yang cewek pengennya cepet-cepet nikah, karena nenek cewek gua mau cucunya nikah sebelum die mati, soalnya umurnya udah mau 87 tahun bulan depan, pada khawatir semua. Gua juga jadi bingung, Mana gua masih sekolah. Nanti kalo ketauan guru, gua juga yang repot!"
YOU ARE READING
BUKIT (END)
HumorPECINTA KOMEDI?? SINI MERAPAT! _______ Bukit Anggara, Laki-laki berjiwa bar-bar yang dipenuhi dengan hal-hal random yang melekat pada dirinya. Apa yang istimewa dari kisah BUKIT? Itu adalah tentang cita-citanya yang ingin sekali menjadi seorang play...