Rindu

25 14 8
                                    

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

Bagaimana dengan keadaan Naya sekarang? Mari kita lihat!

"Iiih! Bukit kenapa pergi gak bilang-bilang Naya?! Ish!! Naya kesel banget sama Bukit!!" Kata Naya kesal, ia memukul-mukul bantal gulingnya dengan penuh rasa emosi

"Padahal kan bisa tungguin Naya dulu, Naya kan cuman beli pulsa doang! Ish! Ditambah lagi Bukit gak kabarin lewat chat! Apa sih mau Bukit?!"

Naya menggembungkan pipinya, matanya terpejam rapat, dadanya naik turun mengikuti irama pernafasannya

"Nay, sayang!" Bunda memanggil dengan lembut dari dapur

"Iya, bentar"

Naya membuka pintu kamar dan berjalan menuju dapur, tempat bundanya memanggil

"Apa Bund?"

"Ini, tolong ambil belanjaan Bunda di warung Mpok Atik, Soalnya tadi Bunda ribet sama Mela yang nangis terus-terusan gara-gara Dion pulang kampung"

"(Ternyata Mela sama kayak Naya)" Batin gadis itu,

Karena tak mendapat jawaban, Bunda kembali bertanya "Kamu mau, kan?"

"Hm, iya Bund, tenang aja. Yaudah Naya berangkat dulu"

"Oke"

Naya berjalan tak semangat, ia melewati ruang tengah, di sana ada Mela yang sedang meringkuk dalam tangisnya

"Loh? Mel, kenapa??" Tanya Naya

Mela mendongak dan langsung memeluk erat kakaknya

"Hiks, Kakak! Hiks.. Dion itu jahat! Masa Mela ditinggalin sendirian! Terus nanti Mela main sama siapa?! Hiks.. udah tau si Zaskia sama Bambang orangnya galak. Hiks.."

Naya termenung sejenak, lalu mengusap punggung Adiknya tercinta, "Nanti besok Dion bakal pulang kok"

"Bohong! Ini udah hari kedua! Pasti Dion gak akan balik lagi! Hiks.."

Naya melepaskan pelukan Mela, ia menyentuh lembut dagu gadis kecil itu, "Mela, percaya sama kakak, besok Dion pasti pulang. Sekarang, Mela mau gak temenin Kakak ke warung Mpok Atik?"

Mela menggeleng cepat,

"Gak mau!"

Setelah itu ia berlari masuk ke dalam kamar.

"Hufftt.. Kakak rasain apa yang Mela rasain."

****

Setelah belanjaan berada di tangan Naya, ia bergegas pulang ke rumahnya, tapi saat beberapa langkah lagi, matanya teralih pada satu rumah dengan pagar warna hitam yang dilengkapi dengan gembok.

"Bukit.. Naya kangen." Naya bergumam kecil. Ia tak mau membuat Bundanya menunggu, ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Ini, Bund" Naya menyerahkan kantong belanjaan pada Bunda yang tengah mencuci daging ayam

BUKIT (END)Where stories live. Discover now