Kepasrahan Bukit

16 11 10
                                    

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

"Maaf, Si Bapaknya lagi sakit.." Ucap seorang perempuan paruh baya pada Bukit dan Abi

"Oh gitu, Yaudah gak apa-apa. Kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum,"

"Iya, Waalaikumsalam."

Bukit berjalan dengan wajah yang kecewa. Ia tadi mengunjungi rumah Ustadz yang direkomendasikan oleh Abi, namun ternyata Ustadz itu sedang sakit.

"Yaah, gimana dong, Bi??"

"Abi juga gak tau, Kit, Hufft..."

"Permisi.."

Seorang kakek datang dan menghampiri mereka berdua,

Pakaian kakek itu tak karuan, baju tipis berwarna hitam yang menutupi badan dan kedua tangannya, dibawah itu ia mengenakan celana hitam pekat yang tebal. Kedua matanya tampak terlihat lebih tajam dari manusia biasa.

Abi dan Bukit menoleh,

"Iya, ada apa, Pak?" Tanya Abi dengan sopan

"Saya merasa kalau kalian sedang mempunyai masalah, betul?"

"I-iya. Kok bapak bisa tau?" Heran Bukit

"Iya saya tau."

Lalu, Pria itu menarik nafasnya dalam-dalam dan menutup kedua matanya. Kedua tangannya yang dipenuhi oleh gelang batu terangkat dan mengarahkan telapak tangannya pada wajah Bukit

"Mmmm.. ya.. Mmm... Ada sosok wanita yang mengikuti kamu. Dia datang dari tempat yang jauh.. Mmmm.." Ujar si kakek,

Bukit terkejut, ia saling tatap dengan Abi.

"Jika kamu ingin melepaskan sosok itu, kamu harus menuruti apa yang saya perintah"

Kakek tadi membuka kedua matanya, Ia menatap fokus pada mata Bukit yang terlihat bergetar ketakutan,

"M-memang s-saya harus me-melakukan apa?" Tanya Bukit ditengah ketakutannya

"Ikut saya"

Kakek itu berjalan mendahului Bukit dan Abi. Bukit dan Abinya pun mengikuti kemana arah Pria tadi

****

Di sebuah rumah kayu yang berada ditengah-tengah hutan. Di sinilah Bukit dan Abi berada. Ini adalah rumah Kakek tadi, tampak sunyi dan menyeramkan, seperti tak ada kehidupan sama sekali.

Bukit dan Abi duduk di lantai yang kotor, dihadapan mereka ada meja bundar kayu yang menjadi penghalang antara mereka dengan Kakek itu.

"Perkenalkan, nama saya Gasa. Saya adalah orang yang faham tentang makhluk halus. Saya juga punya peliharaan yang selalu melindungi saya dan rumah ini. Tapi dia sudah menjadi arwah." Jelas Pria itu

BUKIT (END)Where stories live. Discover now