NIKAH

24 11 7
                                    

~~~

Akad berlangsung di dalam mesjid,

"Saya terima nikah dan kawinnya Anaya Karlina Putri, binti Mahdi Argo--"

Mendadak suara Bukit terputus, sebab mic yang ia pegang tak membuat suaranya lebih besar

Semuanya panik, begitupun dengan kedua pengantin. Umi langsung memeriksa saklar lampu, dan ternyata saat itu mati lampu. Semua orang yang mengikuti acara akad nikah tambah panik

"Umiii, gimana dong ini?? Bukit mau nikah loh Mii" Bukit merengek kepada Umi

"Ya Umi juga gak tau Kit! Lagian Umi bukan PLN!"

"Yaelah, ada-ada aja sih! Awas aja lu PLN! Gua bakalan bom perusahaan PLN!!" Kata Bukit dengan penuh yakin

"Yaudah, jangan pake mic aja, dek" Ujar Pak penghulu. Bukit mengangguk, lalu menarik nafas dalam-dalam dan melanjutkan ucapannya

"Saya terima nikah dan kawinnya Anaya Karlina Putri, binti Mahdi Argo--"

*Brukk

Tiba-tiba tubuh seseorang yang ikut dalam acara tersebut jatuh, ia adalah salah satu saudara dari Naya

"Waduh! Winda! Kamu pingsan!?" Teriak histeris Bunda. Ya, Winda adalah adik dari Bunda Naya

Semuanya dibuat panik kembali.

Winda yang berusia 27 tahun itu langsung digendong oleh suaminya untuk keluar dari mesjid dan melarikannya ke rumah sakit terdekat

"Umiiiiii!! Ini Bukit gimana?!?!" Bukit lagi-lagi merengek kepada Ibunya

"Ya Umi juga gak tau!! Tunggu sebentar"

Bunda Naya lari menyusul saudaranya yang dibawa ke rumah sakit

"(Yaelah, kagak jadi dah gua ini mah nikahnya!)" Batin Bukit, raut wajahnya sangat membuktikan bahwa ia benar-benar kecewa.

"Sabar ye bujang, mungkin ada kendala sebentar" Ucap Aland yang berada disampingnya

"Hm. Si Fajar kemana sih? Belum datang juga dia?"

"Iya, gak tau deh"

*****

Tiga puluh menit sudah Bukit dan seluruh rombongan berada di dalam mesjid. Mereka masih menunggu kedatangan Winda dan Bunda Naya.

Tak lama kemudian, Bunda Naya datang dengan suaminya. Ia menjelaskan bahwa Winda sedari pagi belum sarapan, alhasil ia tak sadarkan diri saat ditengah-tengah acara.

Semuanya duduk di posisi semula. Bukit akan tetap melanjutkan acaranya, mau bagaimanpun, mereka memang harus melanjutkannya, tak bisa acara sepenting itu dijeda atau dihentikan mendadak. Sudah cukup dengan seluruh kendala yang ada, Bukit sudah muak.

"Oke, kita mulai sekali lagi"

Pak Mahdi mengatakan terlebih dulu, lalu Bukit menjawab

"Saya terima nikah dan kawinnya Anaya Karlina Putri, binti Mahdi Argo--"

"Kit, ngomongnya yang kencengan" Celetuk Pak Mahdi ditengah-tengah Akad

"(Astaghfirullah, kuping mertua gua jadi kendala yang selanjutnya)"

Bunda Naya menyenggol lengan suaminya agar diam.

"Lagi mati lampu, Pak" Balasnya

"Hah? Siapa yang mati? Dimana?"

Semuanya menghembuskan nafas pasrah.

Aland yang berada disisi Bukit pun menyikut, lalu berbisik "Lu teriak makanya biar dia denger"

BUKIT (END)Where stories live. Discover now