~~~
Hari Senin yang cerah, tapi tak terlalu cerah, karena tepat di hari ini, sekolah Bukit akan melakukan ulangan akhir semester.
"Kit, itu si Naya udah tungguin di depan" Kata Umi, Bukit yang tadi tengah sarapan pun dengan cepat menyelesaikannya.
Bukit bangkit dan meninggalkan ruang makan, tetapi sebelum pergi dirinya mencium punggung tangan Umi, lalu pamit untuk pergi.
Di dalam perjalanan, Bukit dan Naya tak mengeluarkan suara apapun, mereka fokus dengan pikirannya masing-masing
Hingga tak terasa keduanya sudah sampai di sekolah, Bukit memasang wajah datar menuju ke parkiran, sedangkan Naya menunggunya di dekat parkiran sekolah, tetapi dengan tak diketahui Naya, Haris datang mengagetkannya
"Hai!"
"Eh! Iiih Haris! Ngagetin mulu!"
"Hahahah, Kak Nay, Ayok masuk!" Ajaknya, namun Naya membalas dengan gelengan
"Naya bareng Bukit aja"
Bukit jalan menghampiri keduanya,
"Bukit! Ayok ke kelas bareng!" Antusias Naya tak dihiraukan oleh Bukit yang malah berjalan melewatinya
"Bukit! Bukit tunggu!"
Naya berlari mengejarnya, tetapi Bukit seperti tak mendengar panggilan Naya
"Bukit!! Iiih! Bukit tungguin Naya!!"
Akhirnya Naya berhasil menyentuh lengan Bukit, membuat si empu berbalik
"Bukit kenapa gak tungguin Naya sih?!" Tanya gadis itu, sedikit kesal
Si lawan bicara memalingkan wajahnya, lalu berkata "Biasanya lu bareng sama dia, kan?"
Naya terlihat diam sejenak, lalu menjawab "Naya sekarang pengen sama Bukit, gak boleh?!"
"Lu jangan deket-deket banget sama gua, kasian tu cowok,"
"Lagipula gua belum hafalin materi, gua duluan." Lanjutnya,
Saat hendak berbalik badan, Naya memberikan buku tulis pada Bukit,
"Ini, Naya udah ringkas semua materi di sini, Bukit boleh pinjem"
Jarang sekali Naya seperti ini. Tapi Bukit masih tetap dengan ego-nya, jadi ia menggeleng tanda menolak, "Gak, gua mau hafalin sendiri"
Sosok Bukit meninggalkan Naya seorang diri, Naya sedikit risau dengan tingkah laku Bukit,
"(Naya punya salah apa sama Bukit?)" Batinnya.
****
Istirahat tiba, Bukit tengah berada di kantin bersama kedua sahabatnya. Mereka tertawa mendengar cerita Aland yang terkena marah oleh ayahnya sebab masalah sandal yang kemarin.
YOU ARE READING
BUKIT (END)
HumorPECINTA KOMEDI?? SINI MERAPAT! _______ Bukit Anggara, Laki-laki berjiwa bar-bar yang dipenuhi dengan hal-hal random yang melekat pada dirinya. Apa yang istimewa dari kisah BUKIT? Itu adalah tentang cita-citanya yang ingin sekali menjadi seorang play...