Sayang

23 13 71
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Anjir, gua masih gak percaya kalo kita beneran saling suka satu sama lain" Bukit berkata sembari menengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit yang berwarna oranye, sebab waktu semakin merayap senja.

Naya tak merespon apa pun, dirinya yang tadi tengah menatap langit seperti yang dilakukan Bukit, dengan perlahan ia menggerakkan kepalanya untuk menatap laki-laki disampingnya,

Tatapannya itu membuat si empu menoleh, "Kenapa?"

Kepala Naya menggeleng, lalu kembali memandang langit

Bukit tak memutuskan pandangannya dari Naya, ia masih setia menatap gadis itu, "Lu cantik" Mata Naya langsung tertuju pada Bukit, "Gua suka." Lanjutnya.

Naya hanya bisa diam, walaupun ia tak bereaksi apa pun, tapi nampak jelas semburat merah di wajahnya.

"Tunggu. Berarti kalo Bukit suka Naya karena Naya cantik, berarti kalau Naya jelek, Bukit gak akan suka?? Iya?! Ish jahat banget sih!"

"Lah? Ya enggak gitu juga Maemunah"

Naya mendelik tajam,

"Naya! Anaya Karlina! Anak Bapak Mahdi Argo, Bukan Maemunah!" Tegasnya.

"Dih, kurang itu"

"Hah? Kurang??" Pertanyaannya mendapat anggukan dari Bukit

"Harusnya itu, Anaya Karlina Anak Bapak Mahdi Argo, dan kesayangannya Bukit Anggara"

Bergeming, itulah yang Naya lakukan.

Dia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan dibarengi senyum yang ia sembunyikan dari Bukit.

"Nay!"

"Hm?"

"Apa tanggapan lu tentang gua?? Mungkin ada yang lu simpen selama ini"

Naya terdiam sejenak, "Kayaknya gak a--"

"Coba cari lagi. Siapa tau ada pesan rahasia lu buat gua"

Karena Bukit memaksa, Naya pun kembali berpikir, rasanya Bukit yang sekarang saja sudah membuatnya sempurna, tak perlu tambahan apa pun, Batin gadis itu.

"Hm.. Oh iya! Ada!"

"(Kayaknya dia bakalan bilang kalo, Bukit itu ganteng, manis, tinggi, Naya suka. Jiaakkhh! Gua bayangin suaranya aja udah mau terbang!)" Setelah membatin, Bukit lanjut bertanya "Apa?"

"Bukit itu sering marah-marah ke Naya, Bukit tau gak sih, waktu Bukit marah, Bukit mirip kayak Dinosaurus yang bertanduk"

"Harusnya Bukit biasa aja ke Naya. Naya itu kan gak pernah bikin Bukit kesel, Bukit nya aja yang emosian! Oh iya, Bukit juga sering deket-deket sama cewek, cewek cantik pula. Keliatan banget kalo fisik yang Bukit prioritasin. Terus juga Bukit bandel, gak mau nurut sama Umi, apalagi sama guru, sebenernya Bukit itu maunya apa sih?? Umi sering cerita kalo Bukit itu susah diatur, katanya masih mending Bukit punya Ibu, coba liat anak-anak yang di panti-panti, Bukit emang ya orangnya gak bersyukur, selalu apa-apa itu pasti bikin orang lain rugi--"

BUKIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang