Kenyataan yang pahit

23 12 4
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Tak terasa hari ini sudah hari Kamis, hari pertengahan ulangan semester ganjil di sekolah Bukit.

Naya dan Bukit seperti biasa berangkat sekolah bersama-sama, namun bedanya sekarang Naya mengubah stylenya, dia menguncir rambutnya ke belakang, sehingga anak rambut miliknya berjatuhan menutupi wajah bagian sisi.

Bukit merasa aneh, sepertinya ada perubahan pada Naya, ia mencari-cari apa yang berbeda, tetapi Bukit tak menemukannya

"Nay, kayak ada yang beda, tapi apa, ya?" Kata Bukit sambil menatap tubuh Naya dari atas sampai bawah dengan jarak jauh

Bukannya memberi tahu, Naya malah berkata, "Coba tebak"

"Hmm..."

Bukit mengetuk-ngetuk dagu nya dan masih menatap Naya.

Naya pake kacamata, baju yang kebesaran, dan rok yang biasa dipakai, apalagi sepatu kesayangan yang sering dirinya pakai.

"Eh gua tau! Rambut lu dikuncir! Ya, kan??" Seru Bukit, dan Naya pun sontak berteriak, "YAA!!! BUKIT BETUL!! SERATUS BUAT BUKIT!" Ujarnya

"(Naya keliatan cantik kalo gini)" Bukit membatin.

"Kenapa? Naya jelek, ya??"

Tatapan Bukit ternyata membuat Naya aneh, apa dirinya sejelek itu sampai-sampai Bukit terus-menerus memperhatikannya?

"Enggak, (Lu cantik) Udah yuk berangkat!"

"Ayo!"

Pagi ini Bukit merasa bahagia, entah mengapa ia pun tak begitu paham dengan dirinya sendiri.

"Bukit!" Panggil gadis di belakangnya, yaitu Naya.

"Hm?"

"Bukit suka gak kalo rambut Naya dikuncir??"

Naya menolehkan kepalanya ke Bukit yang sedang mengemudi. Dan bisa dipastikan jika Bukit menoleh satu inci saja wajah mereka akan beradu.

"Ekhem, enggak, lu tambah jelek."

Naya langsung menjauh, ia mengerucutkan bibirnya

Bukit tersenyum saat melihat di kaca spion, ia tahu Naya akan marah mendengar jawabannya.

"Lu marah??" Tanyanya,

"Gak! Naya bahagia! Bahagia banget dibilang jelek sama Bukit!" Ucap gadis itu sembari memutar malas bola matanya

Bukit terkekeh kecil,

"Pagi-pagi udah marah-marah aja sih"

"Ya abisnya Bukit--"

"Nay! Lu itu cantik."

Pipi Naya bersemu saat Bukit mengatakan itu

"Apa perlu gua teriak kalo lu itu cantik? Hah??"

BUKIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang