Direstuin Umi?!

16 11 8
                                    

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

"Kenapa kamu matiin telpon Umi?! Udah tau Umi lagi ngomong!" Bentak sang Umi, matanya memandang tajam ke arah depan, hingga bola matanya terlihat akan keluar dari tempatnya.

"Y-ya, maaf Mi,, beneran itu mah Bukit gak niat matiin, cuman jari kepeleset aja--"

"GIMANA BISA SIH JARI KEPELESET?!"

Bukit semakin menunduk

"Naya, Umi mau ngomong sama kamu,"

Bukit saling pandang dengan Naya yang berada disampingnya,

"Berdua." Lanjut Umi

"Loh? Kok berdua? Kenapa? Penting emang--"

"DIEM!"

Tangan Umi dengan cepat menarik Naya ke dalam kamarnya,

Saat Bukit akan menyusul, terdengar suara

*Krek!

Pintunya terkunci dari dalam.

"Bi, Umi mau ngomong apa sih sama Naya??" Tanya Bukit, ia betul-betul terlihat panik

"Ya mana Abi tau, Kit. Udah, Abi mau pulang lagi ke nikahannya Abang kamu, kasian dia sendirian"

Tangan Bukit memegang lengan Abi, "Terus Bukit gimana??"

"Ya kamu diem aja. Kalo mau ikut juga boleh"

"Hm, enggak deh Bi. Bukit disini aja, penasaran Umi ngomong apa ke Naya"

"Yaudah, Abi berangkat lagi. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Di dalam kamar,

"Umi mau ngomong apa sama Naya? Kok Naya sampe dibawa ke kamar Umi??" Naya pun heran dengan tingkah Umi, ada apa dengan beliau? Apakah Naya telah melakukan kesalahan? Pasalnya baru pertama kali ia berbicara secara pribadi seperti itu dengan Umi.

Umi tak langsung menjawab, beliau mempersilahkan Naya untuk duduk di ranjang, lalu kemudian ia menyusul duduk

"Nay.. Kamu suka sama Bukit??" Tanya Umi tiba-tiba

Matanya menatap Naya dengan lembut dan penuh kasih. Kepala Naya mengangguk mengiyakan

"Sejak kapan, Nay?"

"Naya gak tau, Umi.. Mungkin baru-baru ini"

"Oh gitu.. Umi tau kalian berdua sudah dewasa,, dan.. pasti sudah memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis"

Naya diam mendengarkan

"Tapi.. Kalian kan masih kecil, dan Umi harap kalian jaga diri baik-baik, ya? Jangan terlalu deket,, Umi takut terjadi apa-apa, Nay" Umi berkata sembari mengusap lembut kepala Naya yang terbalut kain, yaitu jilbab.

"Iya Umi, Naya gak deket-deket banget kok sama Bukit, Umi tenang aja"

Umi tersenyum lembut, "Alhamdulillah, semoga aja kalian berdua tetap dijaga oleh Allah"

BUKIT (END)Where stories live. Discover now