Pulang

21 14 3
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Besok kita pulang" Ucap Umi saat sedang berkumpul di ruang tengah

"Loh? Kenapa besok?" Tanya Bukit, ia langsung bangun dari pangkuan Emak,

Pertanyaan Bukit mendapat tatapan maut dari Umi, "Terus menurut kamu gimana? Disini selamanya?! Inget, kamu harus sekolah!"

Mata Bukit melirik pada Emak, hati kecilnya tak tega meninggalkan Emak sendiri disini. Lagi pula dirinya pun jarang-jarang datang ke sini.

Emak mengusap kepala cucu tersayangnya, sambil berucap "Kamu bisa ke sini kapan-kapan lagi. Nanti juga pas Abang kamu nikah, Emak juga bakalan ke sana"

"Emak ikut Bukit aja, Mak. Lagian nikahan Abang kan bentar lagi. Boleh kan, Mi??"

Mendengar ucapan Bukit, Umi sontak tersenyum lebar, "Kok Umi gak kepikiran sih? Iya boleh, Emak ikut kita aja"

"Ya Emak mah terserah kalian. Udah gih pada tidur, besok kita berangkat pagi-pagi" Kata Emak menasihati

Bukit dan Sakti mengangguk, lalu berjalan menuju kamar tidur mereka.

Bukit sangat bahagia. Akhirnya Emak akan ikut pulang dengannya. "Gua gak bakal sering kena marah Umi kalo gini mah" Batin Bukit sambil tersenyum.

*****

Esok harinya dikediaman Naya,

*Kringgg!!

Suara alarm membuat si empunya kamar terganggu,

Naya perlahan membuka kedua mata, sinar matahari yang menyengat membuat matanya terpejam kembali

"Ih, Udah pagi aja. Naya masih ngantuk gara-gara nonton drakor tadi malem! Ish! Berisik!!!"

Tangannya berhasil menjangkau alarm yang berada di laci meja, tepat disamping ranjangnya, lalu ia mematikan benda itu, dan seketika suara nyaring tadi lenyap.

Naya mencoba untuk bangun dari tempat tidur, ia duduk di ranjang dan memandangi alarmnya, jam yang ditunjukkan pukul 8 siang.

Naya kaget.

"Loh? Kok?"

Apakah alarmnya tadi rusak?

"Ish! Udah rusak aja sih! Naya baru beli dua taun kemarin, masa udah rusak!?"

Dengan kesal gadis itu bangkit dan berjalan keluar kamar, ia tidak melihat siapa-siapa di rumahnya. Kemana Bunda dan Ayahnya? Apakah Naya tertinggal sesuatu??

"Loh? Bunda sama Ayah mana? Biasanya mereka nonton tv disini." Herannya

Kaki kurusnya melangkah ke dapur, dan hasilnya tetap sama, tak ada siapapun disana.

BUKIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang