Ngurus bocil

19 12 40
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Ya Allah udah gak kerasa banget ya, dua hari lagi Sakti nikah" Kata Umi pada suaminya

"Iya Mi" Dibenarkan oleh Abi.

Keduanya tengah berada di dapur, tepat di malam hari setelah mereka selesai makan malam. Bukit yang akan membuang air kecil pun harus melewati dapur,

"Nanti yang nikah giliran Bukit" Ucap asal Abi. Bukit yang tadi akan ke kamar mandi pun menunda niatnya, ia terdiam mendengar ucapan Abinya.

"Soalnya tadi Abi liat kamu sama Naya di depan, pake ada kata sayang-sayangan lagi"

Umi dan Bukit melotot dengan penjelasan dari Abi

"HAH?! SAYANG-SAYANGAN?!" Teriak Umi sambil tersenyum menakutkan pada Bukit

Bukit tak bisa berbuat apa pun, ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya sembari berpikir dengan apa jawaban yang akan ia gunakan

"Udahlah, Mi. Bukit itu udah dewasa, wajar kalo dia deket sama cewek" Super Hero Bukit membantu, membuatnya lega seketika.

"Ya tapi kan, Bi. Umur 18 masih kecil, apalagi kalo udah deket-deket sama cewek, Umi takut hal yang enggak-enggak" Umi mencoba memberi tahu hal yang selalu membuat hatinya tak tenang

"Semua Ibu juga pasti khawatir. Kalo anaknya perempuan, takut dilecehkan, dan kalo anaknya cowok, takut ngelecehin orang"

"Ya Bukit gak akan lakuin itu kok, Mi. Tenang aja" Bukit segera membantu Umi agar yakin padanya.

"Iya lah! Awas aja kalo macem-macem!" Kata Umi sembari melihat Bukit dengan tatapan mata ala tokoh antagonis di sinetron Indonesia.

"Bang Kikit! Anter Dion yuk, Dion mau beli ice cream yang baru, yang ada di iklan" Ujar Dion secara tiba-tiba,

Bukit mengernyitkan dahinya, "Ice cream yang di iklan? Namanya apa??"

"Mmm.." Setelah beberapa detik terdiam, Dion menjawab dengan lantang "Ice Cream yang buat nembak cewek"

Bukit melotot kaget pada ucapan Adiknya, apalagi Umi dan Abi yang masih berada disana. "Astaghfirullah, Dion! Gak boleh ngomong kayak gitu! Dion masih kecil, jangan nembak-nembak cewek!"

Dari raut wajah Umi, terlihat ke-frustasiannya, bagaimana anak bungsunya bisa berkata seperti itu? Apakah ini ulah Bukit??

Mengetahui Umi yang akan menyalahkan dirinya, dengan cepat Bukit menarik tangan Dion sambil tersenyum "Ayok kita beli" Ucapnya.

"YEYYYY!!!" Dion bersorak kegirangan

Keduanya sama-sama berjalan menuju keluar rumah. Bukit sudah siap dengan motornya

"Bukit mau kemana?" Naya datang menghampirinya dengan Dion

"Mau anterin ni bocil. Kamu mau ikut??"

"Mmm.. mau sih, tapi bentar ya, Naya mau ganti baju--" Ucapan Naya dipotong oleh Bukit, "Gak usah, Nay. Kamu udah cantik kayak gitu"

BUKIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang