Nikahan Sakti

19 12 35
                                    

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~

Tak terasa, pernikahan Sakti dan Kamila akan berlangsung pada hari ini. Pagi-pagi rumah Bukit sudah seperti kapal pecah. Pun orang-orang yang ada di dalam begitu sibuk mempersiapkan segalanya,

Berbeda dengan pemeran utama kita, yaitu Bukit Anggara, beliau ini masih tertidur pulas sembari tersenyum-senyum, dan sesekali ia tertawa kecil

Nampaknya saudara ini tengah bermimpi indah, oke, mari kita intip mimpinya

*Mimpi Bukit

"Nay.. gak kerasa ya kita udah nikah aja," Ujar Bukit sembari cekikikan

Naya tersenyum lebar melihat seorang pria dewasa dengan kemeja putih berbalutkan jas biru tua. Ada perasaan tersendiri bagi keduanya, apalagi mereka baru saja melangsungkan pernikahan.

"Kamu mau punya anak berapa Nay?" Tanya ia pada sang istri. Naya berpikir beberapa detik, kemudian dengan ragu ia menjawab "Mm,, Naya ikut aja sih. Emang Bukit mau punya anak berapa?"

"Aku.. mau.. 10! Atau nggak 15" Ucapan Bukit membuat Naya membantah, "Enggak! Ngapain banyak-banyak ish!"

"Ya namanya juga investasi"

"Terus emang bisa lahirin anak sampe 10 atau 15 gitu?" Tanyanya sedikit ketus

"Ya bisa lah. Asalkan kamu kuat aja. Mau, kan??"

"Hm.. kalo Bukit mau sih ya Naya ikut aja"

Bukit mengacungkan jempolnya sambil tersenyum manis

"Nanti kamu jangan panggil nama lagi kalo kita udah punya anak"

Naya menaikkan alisnya dan bertanya "Terus apa dong?"

"Hm.. bisa kita panggil Mama Papa, atau Ibu Ayah"

"Kayaknya Naya lebih suka yang Mama Papa deh. Bukit suka gak??" Naya sedikit bersemangat memilih panggilan untuk anak-anaknya kelak

"Iya! Aku juga suka."

Keduanya benar-benar bahagia. Akhirnya setelah penantian lama, mereka akhirnya bisa menikah.

Bola mata Bukit menatap lekat wajah istrinya, make-up dan riasannya masih menempel di wajahnya. Perlahan tapi pasti, Bukit mendekatkan wajahnya dengan wajah Naya. Semakin dekat dan semakin dekat. Naya yang melihat keanehan Bukit, langsung mengajukan pertanyaan,

"Bukit, mau apa?" Tanyanya sambil berbisik, karena wajah keduanya sudah dekat, apalagi hidung mereka hanya berjarak beberapa cm.

"Melakukan apa yang seharusnya dilakukan." Jawab Bukit. Ia memiringkan kepalanya, matanya menatap pada bibir tipis istrinya, semakin dekat, lalu

*Brakk!!

"BUKIT!! ASTAGHFIRULLAH! BELUM BANGUN JUGA KAMU!?"

Bukit langsung terbangun dari mimpinya. Ia melotot menatap langit-langit kamarnya.

BUKIT (END)Where stories live. Discover now