3. Teman Baru

246 90 14
                                    

Aku sama sekali tidak percaya bahwa ucapanku benar adanya, ban motornya kempes!! Oh tuhan apakah ini kebetulan atau memang aku yang bisa merasakan keberadaan seseorang??


-**-

Author Pov's

Pertanyaan itu terus muncul di benak Viana sampai sampai ia tidak menyadari bahwa Aning sudah memanggilnya berkali kali.

"WOYY!!" Teriak Aning tepat disamping telinga Viana.

Sontak Viana pun terkejut "Haah?? Apa si?!"

"Gue mau nanya, lo tau ban motor Ravdi kempes dari siapa? dia ngasih tau lo?"

"GAK!" Jawab Viana to the point

"Kok bisa? ga mungkin kalo lo tau sendiri, darimana coba?" Tanya Aning penuh penasaran.

"Asal ngomong aja, ternyata bener."

"Wah cenayang," Ucap Aning sambil mengacungkan jempolnya.

Via hanya berdehem tak peduli. Sedari tadi mereka mengobrol tidak ada yang menyadari bahwa ada 1 lelaki yang sedang menguping pembicaraan mereka, ya dia adalah Ravdi.
Ravdi yang mendengarnya langsung bergumam,

"Oh jadi Viana yang bilang ban gue kempes? Kok dia bisa tau ya? Padahal gue ga kasih tau dia. Emm bomat deh untungnya aja dia bilang, kalo ga bilang pasti gue udah kena hukuman. Tapi gue tetep harus bilang makasih sama dia nanti."

***


(BEL ISTIRAHAT)

"Ouh yess!! Istirahatt yuhuuuu. Yuk, kita jajaaan!!" Teriak Aning girang.

"Shhtt!! Brisik tau, gak?! Gausah kayak orang gila, triak triak mulu, lu,"

"Udahlah ayok, keburu kantin nya tutup!"

"Aning Gabriela Gwent!! Shut up!!"

Gadis yang diseru dengan Aning Gabriela Gwent pun sontak terdiam memandangi sahabatnya itu. Dia hanya memasang muka polos. Mukanya yang berbentuk oval dengan mata bersinar dan hidung yang lumayan mancung, jangan lupakan kulit yang berwarna putih pucatnya itu dan lesung di pipi kirinya. Benar benar seperti kucing!!. Viana menyebutnya seperti kucing dan memang mirip.

"Kenapa?"

"Lagi gak mood ke kantin, sendiri aja ya?"

"Yaudah kalo gitu, gue duluan. Bye." Ucap Aning sembari meninggalkan Via dikelas

"Bye." Ucap Viana singkat sembari duduk di bangkunya.

Kemudian jemari jemarinya mulai membuka lembaran lembaran novel itu. Kini hanya tersisa Ravdi dan Viana dikelas, karena murid yang lain tengah sibuk memanjakan perut mereka di kantin kantin sekolah. Ravdi yang melihat Viana tengah duduk pun langsung mendatangi nya

"Haii!" Sapa Ravdi sembari duduk di samping Viana

"Hai juga," Ucap Viana datar tanpa berpaling dari Novel nya.

"Kamu yang tadi bilang ke bu Reni ya, kan?"

Viana yang faham dengan ucapan Rafdi segera menjawab,

"Iya."

"Oh, kalo gitu makasih ya. Karena udah bilang ke Bu Reni, mungkin kalo kamu gak bilang, aku udah dihukum."

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang