32. Kembali Diculik.

87 71 5
                                    

Hutan indah yang tadinya sepi dan mencekam kini berubah menjadi hutan dengan penuh tawa dan candaan. Dua gadis yang tengah menikmati suasana asri hutan yang memang belum terjamah manusia itu dengan santainya memakan es krim.

Blackwolf, dari luar memang terlihat menyeramkan. Namun tidak dengan area dalamnya. Suasana tenang hanya diisi dengan suara kicauan merdu dari sang burung. Tanaman tanaman yang tidak pernah ditemukan di dunia manusia. Serta bunga bunga yang tumbuh subur disana.

"Uhh, emang bener. Kita tuh butuh healing plus quality time. Daripada di mansion mulu, sumpek liat kilauan mewah. Bisa bisa mata gue buta." Ujar seorang gadis yang tengah memakan es krim coklat.

"Ye gue juga sama kalee. Muak liat mukanya opik. Opik dimana mana, tidur, makan, jalan jalan, mungkin gue berak juga dia ada." Balas gadis yg memakan es krim matcha.

"Pfffrtt, heh kira kira aja. Kalo lo berak ada dia kok dia ga bintitan.."

"Ck. Bukan ngintip, ituloh dia kan jadi yang kuning ijo ngambang."

"Hyuuk, jijik bahas gituan!" Balasnya dengan ekspresi muntah.

Mereka lantas memakan es krim nya sampai habis dan mengelap sudut bibir yang terkena es krim. Langkah mereka kini membawanya tepat pada danau biru yang indah. Satu pohon dengan dahan menjuntai tepat diatasnya, ribuan bunga berjejer rapih mengelilingi danau tersebut. Sungguh indah.

Dengan senyuman lebar Viana berlari ke arah pohon besar itu. Aning pun mengikutinya namun tanpa berlari.

Jiwa petualang Viana kini berkobar dikala melihat pohon itu, dengan cepat ia melepas sweater yang ia gunakan lalu dengan segera memanjat pohon itu, kini dia hanya menggunakan tank top hitam dengan hot pants yang senada

"Heh monyet! Ngapain lo?!" Pekik Aning heran melihat tingkah sahabatnya ini.

"Nyebur,apalagi?" Balasnya enteng.

Aning hanya menggelengkan kepalanya dengan tatapan muak. Dari dulu sahabatnya ini senang sekali memanjat, mungkin gedung tinggipun akan ia panjat, jika ingin.

Apalagi sekarang, dibawah dahan yang Viana duduki tepat dibawahnya terdapat danau. Ia yakin sebentar lagi jika Viana melompat air disana akan menciprati dirinya. Jadi lebih baik ia menjauh dan lebih memilih memanjakan mata dengan bunga kesukaannya disana.

"Nih kalo dibikin ayunan bagus kayaknya, ck. Tapi sayang nya gue ga punya sihir buat bikin nya! "monolognya disaat ia menduduki dahan yang menjulur tepat di tengah danau.

"Ah bodo lah, sepertinya nih danau airnya seger. Udh gitu ada teratai putihnya lagi kesukaan gue!"

Dengan tangan memegang dahan ia berdiri dengan perlahan, memandang air danau biru itu sebentar. Matanya berbinar melihat keindahan antara warna biru danau dan teratai putih yang sangat cocok membuat kesan nyaman bagi yang memandangnya.

BYUUR!!

Viana melompat dari atas sana, air dingin yang menyentuh kulit nya terasa sangat sejuk. Menyelam beberapa saat melihat keindahan bawah danau, batu karang dan beberapa ikan disana terlihat sangat cantik. Memang aneh, batu karang bukannya hanya berada dilaut ya? Tapi kok didanau juga ada. Oh ya, inikan dunia imortal semua bisa terjadi.

"Weeh Vi!! Lo ga mati kan?!" Teriak Aning yang tengah duduk ditengah tengah hamparan bunga melati.

Mendengar suara Aning yang memanggilnya dia pun naik ke permukaan

"Fyuu, seger banget cok. Mending join sinih.."

"Gak minat. Masih mending nyiumin bunga melati lebih asik!"

"Serah loo!" Balas Viana yang kemudian memilih berenang memutari danau tersebut.

***

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang