6. Aklesh Nigerian

166 73 12
                                    

"Kok kayak ada yang ngikutin gue sih?!" Gumamnya kesal sembari mempercepat jalannya.

Melewati lorong lorong kelas yang sepi, langit yang mulai mendung dan sudah mulai gerimis. Viana tidak peduli karena jarak rumah dan sekolahnya itu dekat, ia malah suka jika pulang hujan hujanan. Orang tuanya sangat mengerti sifat anaknya jika ia pulang telat pasti ia masih disekolah, karena itu tidak ada yang Viana khawatir kan.

"Yes! Udah gerimis!" Netranya menatap langit.

Beberapa detik kemudian rintik rintik hujan membasahi tanah dan tanaman. Ia sengaja tidak masuk ke kelas dulu hanya untuk menikmati hawa hujan yang ia suka, bau tanah bercampur angin yang segar, melodi rintik rintik hujan mengalun lembut di telinganya. Benar benar menenangkan. Ia menghirup dala aroma tersebut sembari memejamkan mata. Angin berhembus pelan menyapu rintik hujan yang mulai menerpa wajah Viana. Sensasi dingin terasa diwajahnya, hanya wajah dan rambutnya yang agak basah tidak dengan pakaiannya.

Masih dengan posisi yang sama, Viana terus mengirup aroma tersebut sampai sampai ia tidak sadar bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya.

"Begitu cantik.."

Bisik pemuda yang memperhatikan Viana dari jauh. Walau jauh Viana masih tetap bisa mendengarnya, dan segera ia membuka matanya lalu melihat sekitar. Rambutnya yang sedikit basah hampir menutupi setengah wajahnya, ia menyugar rambutnya ke belakang agar tidak menutupi matanya.
Nampak pemuda yang sedari tadi memperhatian Viana mengulas senyum tipis dan ia berkata,

"Sangat indah.."

Viana yang mendengar nya masih was was. Ia kembali menatap tajam sekelilingnya dan tidak ada orang. Awalnya ia curiga tapi setelah memastikan, ia tidak peduli dan memilih masuk ke ruang kelasnya.

"Kalo udah hujan, tinggal pulang kerumah, bikin teh anget, eh- mandi dulu, ganti baju, makan gorengan, plus baca Novel!" Viana memasukan Novel ke tas nya.

"Wih bayanginnya aja seneung buanget!" Tidak lupa ia memberi mantel pada tas nya mengingat ada novel yang ia pinjam dari perpustakaan dan tidak boleh rusak.

Setelah memasukan Novel nya ia pun menggendong tas ranselnya dan beranjak meninggalkan kelas. Baru beberapa langkah menuju keluar kelas, dia mencium aroma sitrus, cendana bercampur wangi cemara yang terkesan maskulin menurutnya. Ia terdiam dan sedikit merasa aneh. Bagaimana ada aroma maskulin saat tidak ada satupun orang di sekolah ini??

Setelah itu terdengar suara bass nan serak yang biasanya dimiliki oleh laki laki dari arah belakangnya.

"Ekhem, hai?" Sapa orang itu dengan suara khas nya.

Viana kaget dan langsung membalikan badannya, sontak ia terkejut melihat seorang pemuda dengan celana jeanz dengan t-shirt hitam dan jaket kulit yang serupa warnanya. Dan pemuda itu mempunyai wajah yang tampan dengan alis yang tebal, mata yang tajam dan rambut yang setengah basah yang terkesan acak acakan.

"Siapa nih? Ganteng banget.." Gumam Viana.

Pemuda itu langsung mendekati Viana, namun ia tersadar dari lamunannya dan berkata,

"Oh? Maaf, kamu siapa ya?" Tanya Viana.

"Oh, gue calon murid baru disini,"

Viana pun langsung lega mendengar jawabannya.

"Oh calon murid baru ta, baru daftar apa gimana? Kok pas hujan sih?"

"Gapapa sih, pengen cepet cepet sekolah disini aja." Balas pemuda itu sembari men-sejajarkan tubuhnya dengan Viana.

"Oh, btw kenalin, nama gue Aklesh Nigerian." Ucapnya sembari mengulurkan tangan. Viana yang melihatnya pun langsung menjabat tangan Aklesh.

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ