21. Kembali

80 51 4
                                    

Matahari kini mulai terbit, menampakan sinar keemasan yang mulai menyinari kehidupan di dunia. Angin berhembus perlahan, membuat tanaman menari nari mengikuti alunan angin.

Dan disinilah mereka, ditaman yang sungguh indah. Bunga bunga bermekaran indah disetiap pinggiran tapak jalan. Pepohonan yang sangat rindang, dan danau kecil yang terdapat jembatan melingkar di atasnya.

Viana menghirup bau bunga yang menyeruak di indra penciumannya. Selain teratai putih, Viana juga menyukai lavender karena baunya yang menyegarkan dan menenangkan. Dan teratai putih, walau tak memiliki bau harum, tapi teratai putih juga melambangkan kesucian dan kejujuran, dan seputih warnanya.

"Kamu suka bunga lavender?" Tanya pria yang kini tepat disampingnya.

"Iya, lavender itu kesukaan aku. Wanginya menenangkan pikiran." Balas nya.

"Kalo suka, kamu petik aja."

"Emang boleh?"

"Kenapa ga boleh?" Ucap Aklesh, lalu ia berjalan ke arah segerombolan bunga lavender. Lalu memetiknya beberapa.

Viana terdiam tak melakukan apapun sembari menatap punggung kokoh milik Aklesh. Lalu Aklesh berbalik badan dengan memegang beberapa bunga Lavender di tangannya.

"Nih.." Ucapnya dengan menyodorkan bunga lavender

"Buat ku?" Tanya nya dengan memiringkan kepala

"Yaiyalah buat siapa lagi cobak?"

"Hehe." Tawanya dengan cengiran khasnya. Lalu mengambil bunga lavender ditangan Aklesh.

Sejenak ia memandangi bunga Lavender itu, benar benar sangat cantik. Menghirup aromanya yang sangat wangi, membuatnya tersenyum senang.

Aklesh ikut tersenyum melihat betapa lucunya Viana saat sedang tersenyum.
Ia mulai berjalan mendekati Viana, mengikis jarak diantara keduanya. Sejenak memandang wajahnya yang begitu cantik dan lucu.

Kedua tangannya kini menangkup wajah Viana, sontak saja ia langsung melotot dan menatap manik hitam pekat itu. Beberapa menit tanpa bergerak, satu sama lain seperti menemukan sesuatu dalam tatapan itu.

Bahkan efek dari tatapan itu membuat jantung Aklesh berdebar kencang, nafasnya tercekat. Dan Viana, jangan tanya lagi. Pipinya kini sangat merona akibat tatapan teduh yang diberikan Aklesh.

"Ekhem.."

Sontak Aklesh langsung membuang tangannya ke arah lain. Viana juga tersentak kagek kala dua orang itu sedang menatap mereka.

"Sepertinya kita datang di waktu yang salah ya pus.." Ucap Carlos.

"Iya juga nih, jadi nyesel dateng kesini ya pik!"  Ujarnya dengan wajah dibuat semelas mungkin.

Yaa mereka berdua persis seperti tom and jerry, dan hari ini mereka entah bagaimana bisa akur. Buktinya mereka mempunyai julukan masing masing. Aning yang diubah menjadi puspa, yang kata Carlos seperti ini 'Kamu suka bunga, artinya kamu Puspa' masuk akal tidak?

Tapi lebih parah Carlos yang kini diubah menjadi Opik, entah apa yang dipikirkan Aning sehingga memilih julukan seperti itu.

"Apaan si! Orang kita lagi jalan jalan doang." Ucap Viana kesal.

"Ouh ya? Memang benar Alpha?" Tanya Carlos sembari menaik turunkan alisnya jahil.

Ctakk..

Satu jitakan sangat pas mendarat tepat dikepala Beta Black moon pack itu, pelakunya hanya tersenyum sinis sedangkan Carlos meringis dan memegangi kepalanya.

"Rasain makannya gausah banyak bacot!" Ujar Aklesh.

"Vi, ini dah hari kedua. Kita harus kembali ke perkemahan, pasti mereka nyariin kita." Ucap Aning.

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang