31. Ramuan teleportasi?

79 73 12
                                    

"Ahhh udah bang, aku capek nihh.." kesal nya dikala latihan yang kini ia jalani adalah melewati rintangan zig zag tanpa henti.

Bibirnya kini sudah seperti kerucut lalu lintas, dan Cody hanya menahan tangannya gemas ingin mencubit bibir merah muda milik Viana itu.

"Ihh rewel banget, yaudah kita stop sampe sini aja!" Balas Cody dan Viana langsung tersenyum lebar dan berlari menubruk Aklesh.

Kakinya ia lingkarkan pada pinggang kokoh itu dengan tangan yang bertengger tepat pada bahu lebarnya.

Hampir saja Aklesh hilang keseimbangan saat mendapati Viana menubruknya secara tiba tiba.

"Kuy, katanya abis latihan beli es krim.." Ujar Viana sembari memiringkan kepalanya dan tidak lupa menatap pada manik hitam kelam itu.

Aklesh masih bertahan pada posisi itu dengan memandang wajah imut didepannya. Ya memang, sebenarnya Viana juga tak ingin latihan lagi. Tapi karena bujukan es krimnya akhirnya ia menurut.

Dan sekarang ia menagihnya.

"Ayook!! Mau es krim!! Sekarang pokoknyaa!!" Rengeknya.

"Dih kayak bocil!" Seru seseorang yang tengah asik memakan snack dengan 2 pemuda yang dibelakang nya.

"Dih dateng dateng bawa pengawal!" balas Viana.

Aning memutar bola matanya malas, memang dua pemuda dibelakang nya ini selalu mengikutinya. Aiden dan Carlos.

Selain kakak beradik, ternyata jalan pikiran mereka juga sama. Sama sama gabut. Ya tidak apalah jika Carlos yang bersamanya, karena itu sudah biasa.

Dan Aiden? Sepanjang jalan mengoceh ngoceh tak jelas. Namun anehnya Carlos selalu mengerti apa yang ia ucapkan lalu tertawa. Rasanya garing.

"Pengawal matamu! ngajak mereka juga enggak!"

"Oh gitu? Yaudah aku pergi aja deh.." Ujar Carlos berlagak pergi meninggalkannya.

"Eeeh becanda doang ihk, bakaran."

"Baperan, bego!" Ujar Aiden membenarkan.

"Ha iya itu!"

Carlos pun berbalik badan dan langsung menggendong Aning bak karung beras. Dan membawanya lari berputar putar.

"Weh goblok! Pusing!" Teriak Aning dengan memukul mukul bahu Carlos yang bisa dibilang percuma, karena bagi Carlos pukulan itu tak ada apa apanya. Kecuali sihir baru ia akan takut.

"Turunin njing, tar gw muntah!!" Seru Aning dengan menahan mulut nya menggunakan tangannya. Sungguh, ia tak kuat jika harus berputar putar seperti ini. Dan bisa dibilang kelemahannya, mungkin. 

Aiden menatap muak dua insan dihadapannya, ya mungkin mendekati iri karena gadis yang biasa ia jahili harus pergi lagi karena dia harus mengurus persiapan karena sebentar lagi orang tua nya akan kembali. Banyak barang yang harus dibereskan agar tidak menumpuk saat bercuti.

Karena merasa sudah cukup puas menjahili gadis elf itu akhirnya Carlos menurunkan sembari sedikit terkekeh. Namun tidak sesaat setelahnya, melihat Aning sudah lemas dan pusing. Ditambah keringat dingin mengucur deras dari dahinya membuat Carlos merasa bersalah.

"Pus?! Pus?! Kenapa pus!? Kamu pusing ya?!" sesalnya.

Aning menatap sayu pada Carlos dan mencoba mengfokuskan pandangan namun sangat sulit malahan dunia ini terasa berputar.

"Heh anjir, bestie gue tuh gakuat buat muter muter gitu makannya dia mabok. Mending lo bawa aja ke kamar biar dia istirahat. Bentaran juga sembuh." Ujar Viana santuy.

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang