24. Bertemu Austin

71 54 1
                                    

Brak...

Crash...

Suara bantingan barang dan kaca menggema diseluruh penjuru mansion, pelakunya kini sedang tak terkendali. Sedari tadi dia tak berhenti sama sekalipun melakukan hal bodoh itu.

Tak ada gunanya marah marah, toh Viana tak akan bisa ditemukan jika hanya mengamuk tak jelas, batin Carlos yang kini tengah memandangi Alphanya yang sedang mengamuk tak karuan.

Keadaannya kini sangat buruk, rambutnya yang berantakan dengan pakaian yang sudah robek seperti bekas cakaran. Jangan lupakan kantung matanya yang benar benar terlihat seperti panda.

"Sampai kapan kau akan melakukan ini Alpha?" Tanya Carlos memberanikan diri.

Axel, serigala itu berhenti sejenak dari kegiatannya dan menatap tajam pada betanya itu, lalu memberikan seringai maut padanya.

"Aku tak peduli, jangan ganggu aku." ucapnya dengan Alpha tone.

Carlos hanya menghela nafasnya, sejak beberapa hari ini Axel terus terusan saja membanting barang barang yang ada, bahkan mansion ini benar benar terlihat seperti kapal pecah.

"Beta, apakah keadaan Alpha sekarang itu karena ia tak berhasil menemukan Nona Viana?" Tanya seorang pemuda disamping Carlos.

"Kau benar Gamma Aiden, entah kenapa Alpha menjadi seperti ini hanya karenanya. Padahal selama kita mengabdi padanya, dia tak pernah sampai sehancur ini. Tapi sekarang..apa yang terjadi?" Ucap Carlos dengan nada yang dibuat sedih.

Aiden hanya mengangguk dan mencoba memahami keadaan Alphanya saat ini, memang aneh rasanya melihatnya sangat hancur hanya karena seorang shewolf pilihan.

"AARGH!! AKU MEMANG BODOH UNTUK KEDUA KALINYA AKU GAGAL MENJAGANYA!!" Teriak Axel yang membuat Aiden dan Carlos sedikit tersentak kaget.

"Cukup Alpha, tenanglah. Dengan seperti ini apakah membantumu untuk menemukan Viana? Tidak bukan? Hanya membuang waktu dan tenagamu! Lebih baik kau tanyakan lagi saja pada pemuda itu." Ucap Carlos.

"Maksudmu? Ravdi? Hah.. pemuda bodoh itu akan menjawab apa? Setelah menyakiti Viana ia malah bersantai seolah tak peduli dengan keadaanya sampai detik ini." balasnya dengan seringai menakutkan.

"Melukai Nona Viana? Sepertinya dia sangat kurang ajar. Alpha jika kau ingin, aku bisa membunuhnya sekarang." Kini giliran Aiden yang berbicara.

"Gamma Aiden, dia hanya manusia bodoh. Jika dia mati sekarang itu tidak seru, harusnya dia mati di depan Viana langsung." jawab Axel.

"Hmmm..kalau begitu bagaimana jika kita menemui pria pirang itu bagaimana? Dia kan penyihir putih, mungkin saja ia tau dimana Viana sekarang." Ujar Carlos.

"Ouh hmm Cody maksudmu ya? Hmm..ide bagus. Aiden bisakah kau panggilkan Cody kesini? Aku ingin bertemu dengannya." Kini Aklesh yang berucap karena Axel sudah kembali ke dalam tubuhnya. Matanya pun sudah berubah menjadi semula.

"Baik Alpha." Ucap Aiden, lalu membungkuk hormat dan segera berganti shift dengan serigalanya.

***

Disebuah ruangan yang amat gelap, dengan jeruji besi berjejer rapih disekelilingnya. Bau anyir menyeruak di indra penciuman gadis yang kini tergeletak tak berdaya di lantai.

Gadis itu mulai mengerjapkan matanya perlahan lahan, mencoba menyesuaikan pada kegelapan disekitarnya. Bangkit sedikit demi sedikit membuat tulangnya seakan akan patah. Kaos hitam yang kini terlihat kotor dan celana jeans robek dengan luka goresan.

Sungguh malang gadis itu, memandangi sekitar akhirnya ia melihat segelas air didekat jeruji besi tersebut. Ia berusaha menggapainya dengan merangkak, lalu meminumnya sampai habis.

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Where stories live. Discover now