10. Pertanda apa itu?

109 61 5
                                    


"Kemana sih ni anak?! Lama bener!"  Gerutu nya dengan mondar mandir di depan kelas persis seperti alat pel.

"Pak Dion! Pak Dion! Wee ada Pak Dion!"
Teriak pemuda yang lari terbirit birit memasuki kelas.

"Dimas sialan! Gausah triak triak bisa gak sih?!"

"Terserah gue lah, siapa lu, dasar kucing!" Ucapnya sembari duduk.

"Su!" Umpat Aning kemudian ia juga ikut duduk.

Terlihat bahwa bangku yang sekarang ia tempati menjadi lebih luas karena seharusnya di isi oleh dua orang, malah Aning sendirian yang duduk disitu.

Kesepian? Salah!!
Butuh contekan?? Yaps! 100 buat lo.

Suara pintu berderit terbuka, menampilkan pria berumur 40 tahun dengan rambut yang hampir semuanya berwarna putih, namun dengan wajah yang bisa dibilang awet muda.

"Pagi anak anak!" Ucap Pak Dion sembari menaruh buku dimeja dan terlihat seorang pemuda tampan yang mengikutinya dari belakang.

"Pagi pak," jawab murid serempak.

Pemuda yang tadi dibelakang Pak Dion kini tengah berdiri tepat didepan semua murid.
Dilihat dari wajah nya bisa kita ketahui bahwa ia sepertinya murid baru karena ia belum pernah terlihat di sekolah ini.

"Silakan perkenalkan diri kamu." Ucap Pak Dion sembari duduk .

Pemuda itu hanya menggangguk dan mulai memperkenalkan diri.

"Hai semua, gue Aklesh Nigerian, salam kenal." Ujarnya tanpa senyum sedikit pun.

Semua nya terperangah setelah mendengar suara nya. Suara Husky yang dikeluarkan membuat siswi siswi menggeram menahan blushing. Suaranya seindah wajahnya itu, mata hitam pekat, hidung yang mancung, dan bibir yang begitu sexy.

Tak ayal membuat siswi dikelas itu sangat terpesona olehnya.

"Eh ganteng banget"

"Eh ayang gue ini ayang gue!!"

"Ahh minggir ini menantu bapak gue!!"

"Eh sembarangan!! Jodoh gue ini!!"

Bisik bisik siswi yang terdengar ganjen itu membuat Aklesh ingin muntah melihat sifat menjijikan mereka yang hampir seperti jalang.

"Oke Aklesh. Kamu bisa duduk di bangku yang kosong." Ujar Pak Dion mempersilakan.

Aklesh pun hanya mengangguk dan mulai berjalan mencari bangku yang kosong. Dan ya, ia menemukan bangku yang kosong dekat dengan jendela balkon,  dan ia pun langsung menjatuhkan pantatnya disitu.

Ia melihat sekitar seperti sedang mencari cari seseorang. Clingukan gajelas? Yaps, itulah yang dilakukan oleh Aklesh sampai sampai terdengar suara gaduh diluar.

Gedebuk!!

"Eh apaan tuh?!!"

"Kamu nanyea?"

Tak menghiraukan siswa nya yg mengoceh tak jelas, ia pun beranjak meninggal kan kelas untuk mengecek suara gaduh tersebut.

"Astagfirullah Viana, Ravdi!! Segera berdiri!!"

Damn. Ibaratkan singa yang sedang terluka, suara Guru Matematika itu sangat mengerikan. Membuat Aklesh tersentak dan mengintip lewat jendela.

"Viana? Dengan siapa dia?" Gumamnya.

"Sudah gausah anu anu an!! Sekarang kalian dihukum!! Hormat di lapangan sampai jam istirahat!!"

***

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang