45. Kisah Damiranz

41 11 10
                                    

Alira Damiranz

Seorang pria tampan dengan jas hitam elegan tengah berdiri didepan mansion dengan wajah datarnya, walau pun begitu hatinya sedang merasa kegirangan. Tepat dibelakangnya ada beberapa babu yang sedang memegang piring berisi hadiah yang ditutupi oleh kain merah. Siapa lagi kalau bukan Marsel dan Rai dengan wajah tertekuk nya.

Padahal seseorang yang akan datang oh, tidak! Lebih tepatnya kembali akan tiba jam 09.00 tapi Alaric sudah menyuruh mereka bersiap didepan seperti patung dari jam 08.00 . Pegal sekali rasanya memegangi piring  tanpa boleh bergerak sedikitpun bukan??

"Aishh, kapan dia akan sampai?? Tanganku rasanya akan patah ini!!" Ujar Marsel frustasi  dengan hentakan kaki ala gadis gadis.

"Diamlah kau bencong! Jika kau menurunkan piring itu sebelum adiku tiba, maka bukan hanya tanganmu yang patah, tapi juga lehermu akan kupatahkan!" Geram Alaric

Marsel sangat kesal karena itu, berbeda dengan Rai yang menahan tawanya.

"Ekhem! Oke, kalau kita tidak boleh bergerak. Tapi bisakah kita mengobrol?? Yaa, agar kami bisa melupakan rasa pegal ditangan dengan berbicara. Boleh kan??" Tanya Rai

"Hm." balas Alaric singkat.

Rai lalu tersenyum dan menatap Marsel "sumpah pengen banget turu daripada gini,"

Marsel mengangguk "Asu emang! Tangan gue juga udah mati rasa, lagian nih ya, katanya dia pake pesawat, masa sejam gak nyampe nyampe, anjir!"

"Njebluk kali si pesawat," Balas Rai.

Alaric geram, sepertinya dua curut dibelakangnya ini sengaja memakai bahasa Alien, agar dia tak mengerti bualan yang mereka ucapkan.

"Buku ensiklopedia mana yang mengajari bahasa seperti itu huh?? Kalian benar benar terdengar seperti monyet!"

"Tuan Alaric yang terhoermat!! Monyet tidak bisa berbicara seperti kami. Kami ini istimewa, bahasa yang kau gunakan terlalu kuno, dan ini bahasa keren kami." Balas Marsel

"Ah ya, Marsel benar. Bahasa kami ini sangat elegan dan enak didengar bukan? Apa kamu ingin tau bahasa kami nya 'aku tampan?'" Timpal Rai.

Alaric gengsi, namun pada akhirnya dia pun penasaran "hmm, apa memangnya?"

Rai dan Marsel saling pandang, terbesit suatu kejailan yang hanya dimengerti oleh mereka saja.

"Nyong kaya asu, atau aku tampan," Ucap Marsel nyeleneh.

"Oh, nyong kaya asu sekali, bukan??" Tanya Alaric.

Rai tak kuasa menahan tawa, akhirnya dia membuang muka kebelakang dengan wajah memerah.

"Ya tuan, anda kaya asu sekali," Balas Marsel dengan senyuman jokernya namun tak membuat Alaric curiga.

Tapi Alaric masih merasa penasaran "terus bagaimana cara mengucapkan 'kamu cantik' dalam bahasamu?"

"Bilang, kowe mambu tai."

"Oke."

Beberapa menit kemudian, mobil mewah memasuki gerbang mansion. Mobil dengan harfa fantastis itu membawa seorang gadis yang sangat Alaric sayangi, dan dijaga dengan sepenuh hatinya.

Senyuman Alaric merekah seketika, membuat semua prajurit termasuk Marsel dan Rai melongo. Senyuman Alaric bisa dibilang begitu langka, karena pria dingin itu tak pernah menghadirkan ukiran itu semenjak beribu ribu tahun yang lalu, walau ada berita bahagia pun dia akan tetap memasang wajah datarnya. Namun setelah kembali nya Alira, senyuman manis itu pun ikut kembali. 

Pintu mobil terbuka, menampilkan gadis manis dengan dress unggu selutut dengan rambut dicepol asal tengah menampilkan senyuman yang begitu indah. Netra hitam dengan kulit putih dan jangan lupakan lesung pipit di pipinya. Sangat sempurna!

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Where stories live. Discover now