Sisi Lain (2)

778 48 27
                                    

Sisi Lain (1) bisa kalian baca di Book Short-Fanfic AU Season 1

Spoiler warning!!: chapter ini masih dalam satu Universe dari Book Fusion

Sinopsis: Sesuatu terjadi pada para elemental dan sudah menjadi tugas fusion mencari tahu kebenaran tentang apa yang terjadi, sayangnya mereka tak siap dengan konsekuensinya.....

Enjoy 😘

👤

Nafasnya kian menipis, serta fokus yang mulai mengabur membuat Ace mengumpati semua hal yang terjadi.

'Sialan!' Mungkin gegara otaknya kekurangan oksigen atau apa, Ace melihat yang tidak - tidak, tapi.... orang didepannya juga yang membuatnya macam gembel.

Orang didepannya itu tetap tenang seperti yang dia tahu sejak dahulu, namun medan yang mereka pijaki tak selaras dengan ketenangan yang ada.

Ace melirik pada bongkahan batu besar yang hampir memenyetnya menjadi printilan kerikil merah empuk. Pandangan kembali pada manik merah.... sinis.

"Dengar Ace, jika kau bertemu dengan kami dan mata kami merah... Jangan pernah ragu untuk membidik. Meskipun itu aku atau saudaramu atau siapapun itu" netra Aquamarin menatapnya serius.

"Kenapa?"

"Karena itu bukan kami, melainkan makhluk yang menggunakan tubuh kami"

Ace segera menghindar saat tanah pijakannya berubah menjadi kristal es runcing yang siap menghujam siapapun.

"Mana bisa seperti itu!"

Ace menganggap perbincangannya kala itu hanyalah sebuah guyonan. Namun jauh dilubuk hati dan pemikirannya, ayahnya itu tak pernah bercanda saat nyawa seseorang yang mereka bicarakan.

"Kau harus melalukannya atau yang lain akan dalam bahaya. Jangan pernah ragu. Tembak tepat pada kepala" Ayahnya itu menatapnya tepat di mata dengan segala keseriusan yang pernah Ace lihat lalu menepuk kepalanya penuh afeksi. "Aku tahu kau pasti bisa melakukannya, karena kau adalah penembak jitu keluarga kita"

'Tapi, Ayah..... tembakanku ini untuk menjatuhkan orang lain, bukan keluargaku sendiri'

"Kenapa berhenti? Kita baru mulai" mata merah itu menatap tak antusias pada lawannya. "Takut?"

"Ya. Aku takut. Aku takut melawanmu Ayah"

"Ya, kau seharusnya seperti itu, tapi sepertinya kau lupa seorang penembak dilarang membawa emosinya saat menjatuhkan lawan" saat Ice menapakkan kakinya kedepan maka Ace menapakkan kakinya kebelakang. Menjaga jarak adalah hal yang terpenting bagi keduanya.

Ice sedikit tertarik dengan panggilan yang lawannya sematkan padanya. Sisi lain Ice juga sedikit penasaran dengan perlawanan seperti apa yang bocah itu bisa berikan padanya.

Ace mencoba mengontrol kuasa salju tapi kuasa itu tak menanggapi perintahnya.

'Apes sekali nasibku ini'

"Kau pikir aku akan membiarkan kau menggunakan kuasa yang sama dalam domainku?"

'Pantas saja aku kepayahan! Sialan aku tak punya banyak waktu'

"Hah— berarti aku mempunyai banyak peluang untuk mengalahkanmu" Ace menyungging senyuman remeh berharap Ice akan menyerang dulu, cuman rencananya itu malah balik menyerangnya. Senyumannya seketika luntur.

"Jangan sombong hanya karena kuasa matahari ada digenggamanmu" es disekitar mereka terbang dan mulai mengitari Ice. Ace menarik nafas panjang dan berharap pada yang diatas ini bukan seperti apa yang dia pikirkan.

Sensasi dingin yang lebih menusuk disertai dengan bayang - bayang kematian itu membuat Ace bergidik. Tak seharusnya dia menantang orang yang pernah dilabelkan menjadi buronan mafia galaksi hanya karena satu tembakannya menumbangkan bos besar mereka.

Blizzard menatapnya rendah mengibaskan tangannya dan ombak salju sebesar tsunami tercipta mengejarnya secepat apapun Ace berlari.

"Light Slash!" Ombak itu terbelah menjadi dua dan Ace bersyukur ayahnya hanya diam disana.... itu malah lebih berbahaya. Ayahnya tipe orang yang akan membunuhmu secara perlahan menggunakan kuasanya.

Ace sangat terpojok. Sedari dulu, kontrol kuasa cahayanya tidaklah bagus dan hanya bisa digunakan saat menggunakan senjatanya. Lebih buruk lagi tak ada tempat yang bisa menjadi perlindungan sementara.

"Sampai kapan kau akan menghindar, Ace?"

'Kalau bisa sampai akhir'

"Diam saja. Kau benci rasa sakit kan? Biarkan saudaramu menjadi penyelamat seperti yang sering terjadi"

'Makhluk ini berani - beraninya dia—'
Seharusnya dia tak tersulut emosi, tapi orang itu berbicara layaknya dia tahu seluruh hal tentang dirinya.

Menengadahkan tangannya kedepan mata Hazy-blue milik Ace bertemu Aquamarine milik Ice. Sesuatu mulai terbentuk pada tangannya.

"Kau—! " sebuah senjata laras panjang tipe penembak jarak jauh tergenggam ditangannya. Tangannya bergerak cepat mempersiapkan diri membidik lawannya, bukan ayahnya. "Target on!" Senjata dalam genggaman Ace mengeluarkan pancaran tersendiri lalu menerbangkan piringan tembus pandang menyerupai lensa tepat didepan matanya dan titik terdepan moncong senapannya.

"Ya. Kau harus seperti itu" si Ayah sekali lagi melambaikan tangannya. Beratus panah es muncul dalam sekali kibasan "Ini baru menarik" senyuman gila merekah pada pemilik rambut yang seharusnya biru pudar itu.

"Let see how long you can last, my dear son~"

👏

Yap, Ace itu sniper di keluarga Elemental ☺️

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Where stories live. Discover now