Dia (3)

398 54 12
                                    

Taufan tahu, dia yang mengawali penyendirian si elemental cahaya. Kalau tahu seperti ini tidak seharusnya dia mempertanyakan itu, sama halnya yang telah dilakukan Halilintar dan Thorn sesaat setelah mendengar bahwa Solar akan menyendiri untuk sementara waktu.

Keduanya menatapnya dengan berbagai ekspresi, si elemental petir seperti akan membogemnya sedang si elemental tumbuhan seperti dah cukup dengan hidupnya hari itu juga.

"Maaf bukan maksudku—"

"Jadi apa yang kau lihat?" Halilintar memilih untuk tidak mendengarkan alasan si elemental angin. Toh dia juga tahu kalau elemental satu ini memang ingin tahuan jika diberitahu/diperlihatkan sesuatu. Lagi pula dia juga penasaran dengan apa yang Taufan lihat hingga berani menanyakan itu ke si elemental cahaya.

"Rantai dileher?"

Well, sangat unexpected sekali hingga membuat Halilintar menaikkan alisnya lalu merengut sedang Thorn terbelalak lalu menunjukkan ekspresi khawatir.

"Hmmm jadi ingatan yang kita lihat berbeda beda" itu kesimpulan yang Halilintar dapat, semenjak Thorn menanyainya mengenai berfusion dengan elemental yang mentalnya sedikit rapuh itu.

"Emang kamu melihat apa?" Kini giliran Taufan yang bertanya saat diberi ekspresi seperti itu. Dia mengira bahwa apa yang dia lihat, bakal diperlihatkan oleh Halilintar dan Thorn tapi melihat ekspresi mereka sepertinya bukan.

"Galaksi dan bintang. Aku melihat awal lahirnya bintang dan akhirnya" Halilintar mengucapkannya dengan nada takjub sekaligus menakutkan. Apapun itu yang dia lihat adalah sebuah fenomena yang tak biasa makhluk hidup lihat.

"Kalau Thornie?"

"Thornie melihat negri melayang diatas awan! Kastil berbalut putih, emas, dan perak! Pokoknya terang banget sampai Thornie nggak bisa melihat jelas tempatnya dimana!" Si polos menjelaskan apa yang dia alami dalam ingatan Solar.

"Kalau kalian diperlihatkan yang bagus bagus lantas mengapa aku diperlihatkan yang buruk?" Taufan kan jadi tak enak sendiri. Maksudnya tak enak diri dengan elemental cahaya yang kemarin dia pojokkan itu.

"Mungkin Solar yang pada saat kejadian tak dapat memilah memori untuk dijadikan acuan?" Halilintar sebenarnya tak paham pula cara si elemental itu berfusion.

Fusion mewajibkan mereka untuk bersingkronasi. Biasanya mereka mengambil memori terkuat mereka untuk dijadikan acuan dalam berfusion. Mungkin itulah mengapa Supra adalah fusion terkuat karena Solar mengambil representasi dari Galaksi dan bintang yang pernah dia lihat dalam hidupnya menjadi elemental, tapi kalau yang ini Halilintar tak paham.

Apa mungkin yang Solar lihat dari Taufan adalah Beliung yang memporak porandakan Windara? Maka dari itu dia menggunakan memori negatif atau karena Tuan mereka yang secara tiba tiba saja memanggilnya hingga tak bisa menyortir memori? Tapi hasil fusion Taufan lumayan bagus menurut Halilintar meskipun dia bisa menebak yang mengambil alih pastinya Taufan.

"Leher dirantai katamu? Mungkin itu ingatannya dengan Retak'ka" Halilintar melanjutkan, tak senang bahwa diantara mereka bertujuh si elemental cahaya lah yang masih terbayang bayang dalam naungan Tuan biadab itu.

"Berarti yang kita berdua lihat itu momen sebelum Solar bertemu ngan monyet itu"

"Thorn— aku bangga padamu"

"Kau mengajarkan yang tak baik ku beritahu Gempa"

"Ih wadulan"

"Tapi emangnya tak apa membiarkan Solar sendiri di situ?" Thorn khawatir. Semenjak berfusion Thorn paham bahwasannya Solar adalah elemental yang sama seperti mereka. Dia memiliki emosi yang sama dengan mereka, hanya saja sedikit lebih ditekan untuk tak diperlihatkan.

"Walau kita dobrak pintu itu nggak akan kebuka" Halilintar menimpali, tahu betul pintu berlogokan bintang itu hanya bisa dibuka oleh pemiliknya sendiri.

"Gimana kalau panggil Tuan?"

"Emang kita bisa membawanya kesini?"

"Ehhhh bentar ini kan salahku biarkan aku memperbaikinya"

"Emang bisa?" Kedua elemental didepan Taufan bertanya bersamaan, seperti tak percaya.

"Percaya deh"

Nyatanya belum tentu juga Taufan percaya pada dirinya sendiri untuk menggiring elemental itu keluar dari sarangnya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Udah chapter 145 aja nihhhh tinggal 5 chapter lagi dah 150. Kalian tahu kannnnnn di chapter 150 ada apa? Yap benar ToD jadi monggo dipikirkan mulai sekarang.

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Where stories live. Discover now