Mengmikir

405 49 12
                                    

Yang lagi sibuk ngurek - ngurek kertas putih yang ada didepannya sambil menyesap kopi dengan gaya orang penting (kan emang?) di meja makan kali ini kita panggil saja Babang Gledek.

Nggak biasanya si abang yang kekeh ngerjain tugasnya di kamar beralih ke tempat keramatnya Gempa (aka. Dapur) —oh ya, kamarnya habis meledak.

Kali ini yang salah bukan si peternak maupun si gila sains, itu murni salahnya sendiri yang memperbaiki kipas angin gegara kabelnya putus dan karena nggak sabaran dia menyalurkan listrik ke kipas.

Ya agak bego sih tapi gimana yak salahkan matahari yang panasnya diluar Nayla!

Ehem, sekarang si Babang lagi rehat sebentar maunya ambil cheesecake dikulkas tapi nggak jadi soalnya dia ngelihat sesuatu di lantai. Terus nggak selang beberapa lama Blaze lewat nyari ayamnya yang ternyata dari tadi melata di lantai (dahal dari tadi nemenin Si Babang ngerjain kertasnya loh si ular kok baru dinotice sekarang? 🥺).

"Itu ular kalau sampai masuk lagi gua sembelih terus dimasak jadi sup ular"

"Eh jangan lah! Btw ini ayam lah!"

"Ayam darimana?! Jelas jelas bentuknya beda!

"Ayam beda jenis bang!"

"Serah kau lah" si Babang mengalihkan perhatiannya ke kertasnya lagi, nggak mau ikut gila gegara adiknya yang nggak bisa bedain ayam dengan yang non-ayam.

Sunyi kembali didapur setelah si adek ngomel - ngomel keayamnya-yang-bukan-ayam cuman sayang si Babang nggak bisa fokus. Pikirannya malah nyelaper ke adek - adeknya yang abnormal.

"Selama gua tinggal dirumah reyot ini ternyata penghuninya berkelakuan aneh semua"

"Biar kutebak dua dukun ngontrak jadi manusia biasa?"

Untung jantung si Babang kuat kalau nggak udah dia untal si Gempa. Sedang yang diomongin keduanya langsung keselek pas lagi serius - seriusnya baca mantra.

"Hm, ya itu juga tapi ada yang lain"

"Oh si manusia pelihara ayam yang bukan ayam?"

Manusia berbaju logo api yang tadi habis mengambil si Jono (aka. Ular) ke sandung dan tidak sengaja menginjak si Juki kadal yang dia kira ayam yang dia rawat seperti ayamnya sendiri "NOOOO JUKIIIIII!!"

"Hm..... itu juga aneh, ada lagi"

"Apa?"

"Satu lagi suka tidur sampai kelebihan. Satunya lagi benci tidur sampai jarang. Dua duanya sering ngetuk pintu maut"

"Ada benarnya juga omongan anda. Apa perlu saya biarkan keduanya sampai bertemu sang kholik?"

"Boleh" ucap si Babang simpel nggak ngelihat si temen yang tadi diajak bicara bawa palu sambil teersenyum sumringah.

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Where stories live. Discover now