Dearest (2)

768 51 18
                                        

Kalian tahu Dearest kan? Iya yang ada di book Season 1 ituuu bentar aing up lagi, nah ini kelanjutannya.

👉👈

Seorang pria berlari dengan kecepatan yang tak dapat dilihat manusia biasa.

Netra merah dengan percikan listrik mengikuti setiap langkah yang ditapakinya.

Pemikirannya tak henti - hentinya merapal nama seseorang. Seorang bocah lebih tepatnya. Yang keberadaanya selalu menjadi pengingat kebahagian yang lampau dan perih tak terhingga saat ini.

'Dimana bocah bang*** itu?!'

Halilintar tak menyukai apa yang terjadi saat ini. Kepulan asap membumbung tinggi. Alat berteknologi tinggi berserakan, rusak setelah merenggut nyawa, dan Halilintar masih tak melihat sejumput rambut dari bocah yang nadinya mengalir darahnya juga itu.

"Enyah kau!" Pemilik kuasa petir itu tak perlu tahu apa dan siapa yang dia tebas. Siapapun yang mengarahkan senjatanya padanya maka mereka sudah siap untuk menjadi penghuni kuburan.

Menebas tanpa ampun sudah jadi bagian dalam hidupnya semenjak mataharinya tak lagi bersinar. Halilintar sudah tak peduli lagi dengan hidup semenjak hari itu, tapi mengapa? Mengapa sekarang dia harus berlari tak tentu arah dengan jantung berpacu tak karuan hanya karena bocah itu.

Jijik memang memanggil bocah itu sebagai putranya. Halilintar ingin melupakan, namun hanya dia yang Halilintar punya dari dia. Lagipula tak masuk akal untuk membiarkan bocah - bocah yang seharusnya main hp itu untuk ikut berperang. Halilintar pastinya akan menghajar sampai mampus orang yang berani - beraninya mengirim anaknya dan anak - anak saudaranya itu ke medan perang tanpa sepengetahuan mereka. Lihat saja, tidak ada yang luput dari radar sang petir.

Netra merah darah itu melihat kilatan merah menyerupai miliknya memancar lalu menyambar pada segerumbulan makhluk. Ah, itu dia menemukannya, terlihat sekali bocah itu dalam posisi yang buruk. Maka tanpa pikir panjang Halilintar bertindak.

Kali ini merah itu jatuh kebawah bukannya naik keatas.

Halilintar paling benci saat darah terciprat pada wajahnya, itu mengingatkannya atas kegagalannya.

Pemilik pedang hitam itu menatap tajam pemilik mata yang sama dengannya sebelum lanjut menebas musuh yang datang.

Well, si bocah dah ketemu sekarang dia bisa menjadi malaikat maut ditempat ini.

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Where stories live. Discover now