9. Percaya Diri

4.7K 777 46
                                    

"Kak Gavin!"

Gavin yang masih memejamkan mata di balik selimutnya itu terlihat bergerak-gerak tidak nyaman.

"Iya-iya, ini udah bangun kok," ucapnya dengan suara serak lalu di detik berikutnya tubuhnya kembali terdiam memeluk ketidaksadaran.

"Kak ini bukan soal kesiangan, tapi ini penting banget." Jola menggoyang-goyangkan tubuh Gavin.

"Iya, nanti."

"Kak, aku takut."

Seperti sihir, ucapan yang bercampur lirih itu mampu membuat Gavin menentang rasa malasnya dan segera membuka kelopak mata.

"Kenapa?" tanya Gavin seraya terduduk.

Jola menyerahkan ponselnya. "Kakak aja yang pegang. Aku pusing sama Kak Clara yang terus ngehubungin."

Gavin melihat untaian pesan masuk begitu pemberitahuan dari panggilan tidak terjawab yang bisa disebuat di luar nalar.

"Cewek itu sakit ya?" gumam Gavin dengan tidak percaya. Clara membrondongi Jola dengan pertanyaan tentang kedekatannya dengan Bella, dia bahkan menuntut Jola untuk memberikan bukti kebersamaan mereka.

"Aku harus gimana?" tanya Jola dengan raut yang kentara sekali sangat bingung.

"Nanti sambil berangkat sekolah kita beli SIMcard baru." Gavin kembali menyodorkan ponselnya pada Jola.

"Ih nggak bisa. Nomor ini udah terlanjur dipasang di pamflet admin pensi. Kalo diganti pasti bikin ribet semua."

"Di liat dari mana pun Clara nggak bakal berhenti." Karakter Clara memang selalu over jika dihadapkan pada sesuatu.

Jola menautkan jemari-jemarinya. "Cewek kemarin, aku cuma minta foto bareng kalian, boleh?" tanya Jola dengan binar penuh harap. "Kayaknya Kak Clara bakal diem kalo dikasih foto mesra."

"La, yang kemarin itu dadakan banget. Kakak pun nggak begitu kenal sama dia, jadi nggak mungkin lah foto kayak gitu."

"Jadi maksudnya Kakak nggak bakal hubungin dia lagi?" Mata Jola membelalak.

Gavin mengangguk.

"Kak!" Jola memekik tidak percaya.

"Kakak 'kan udah bilang nggak mau sangkutin orang lain," jawab Gavin seraya menghela napa.

Jola memasang wajah murung. Padahal ketika tahu Gavin membawa cewek kemarin dirinya bersyukur bukan main. Jujur saja Jola sangat ingin Gavin benar-benar lepas dari Clara. Ya meskipun Jola juga belum tahu cewek itu seperti apa, setidaknya dia bukan Clara.

"Kak...."

"Dia juga nggak mau."

"Meski dibayar? Aku yakin kok Mama pasti nggak masalah buat danain itu."

"Nggak semua hal selesai dengan uang, Jola."

Jola terlihat berpikir keras. "Terus Kakak nggak ada simpati sama cewek itu gitu?"

"Maksudnya?"

"Aku nggak maksud bilang Kak Clara jahat atau berburuk sangka sama dia, tapi kalo ternyata dia bisa nekat? Seenggaknya kalo cewek itu ada di samping Kak Gavin, Kakak bisa lindungin dia 'kan?"

Gavin terdiam, perkataan Jola tidak bisa dirinya elak. Ia pun menghela napas seraya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku tau Kak Gavin itu cowok yang bertanggung jawab," tambah Jola lalu diikuti kata maaf dalam hatinya. Maaf karena dia menggunakan kelemahan Gavin. Jola ingin Gavin berhenti diam di belakang, cowok itu harus melangkah maju.

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now