13. Bengkel Bang Jo

4K 755 38
                                    

"Gavin lo itu perlu dibilang berapa kali sih? Gue nggak bakal makan."

Bella menatap nasi goreng di depannya. Bella pikir dia hanya disuruh menemani saja. Pantas saja cowok itu tadi pesan dengan cara bisik-bisik ke abangnya.

"Bell liat tangan lo kering kayak gini." Gavin mengangkat pergelangan tangan Bella yang sekarang sudah memakai jaket sebagaimana mestinya. Gavin hanya menggunakan ibu jari dan telunjuknya seolah menegaskan jika Bella memang sekecil itu

"Kalo lo nggak makan lagi, ini malah makin kurus. Kena angin bisa langsung patah."

Bella mencebik.

"Lo itu udah cantik ya, banget malah. Lo nggak perlu berusaha lagi, lo udah sempurna."

"Jayus."

Gavin berdecak kecil. "Muka gue brengsek banget emang sampe lo nggak percaya? Meskipun orang taunya gue begajulan, gue nggak ada pengalaman soal cewek. Butuh usaha loh buat bilang barusan."

Perasaan Bella saja atau malam ini Gavin memang cerewet ya.

"Yaudah lah nggak usah dilakuin. Gue juga nggak minta dihibur."

Gavin menjitak kening Bella. "Bukan gitu maksudnya. Karena gue nggak pinter nyepik-nyepik kayak mereka, yang gue bilang itu jujur."

"Gue tau ya trik playboy zaman sekarang tuh pake cara pick me boy kayak gitu."

"Nggak gitu Mabella." Gavin memasang raut geram. "Sini tatap mata gue dan buktiin apa gue itu jujur atau bohong," tantangnya

Bella membuka tudung jaketnya lalu menghadap ke arah Gavin. Ia menatap mata cowok itu seperti yang diperintahkan.

Gavin pun berekspresi penuh percaya diri sebelum perlahan kikuk ketika semakin memperhatikan wajah Bella apalagi jelas cewek itu menatapnya.

"Mana? Ayo bilang."

"L-lo cantik."

"Yang terbata biasanya ngomong bohong."

"Nggak!" tolak Gavin cepat. Ia menghela napas dan terlihat mengumpulkan keberanian yang entah tiba-tiba tersedot apa sampai berceceran.

"Yaudah, bilang gue cantik."

"L-lo."

"Ucapan ragu-ragu."

"Bentar dulu." Gavin terlihat menarik napas.

"Tuh 'kan, lo cuma omong kosong doang."

Bella hendak kembali menatap ke depan, tapi dengan cepat Gavin menahan bahunya.

"Lo cantik," ucapnya dengan nada yang cepat. Ia menatap Bella untuk membuktikan bahwa dirinya itu jujur, tapi hingga detik ketiga berlalu, Bella tetap terdiam.

"Ah anjir!" Gavin berpaling dan menyembunyikan wajahnya pada atas meja.

Tawa Bella pun meledak apalagi begitu melihat telinga Gavin yang memerah. Lucu juga ya mempermainkan dia.
Kelihatannya sangar, tapi kalau soal cewek bener-bener noob.

"Barusan gue belum liat lo jujur apa enggak, sini liat lagi," goda Bella.

"Diem, lo ngapa jadi ngerjain gue sih?"

"Gue jelek banget ya sampe lo nggak mau liat gue?" ucap Bella dengan nada dibuat-buat sedih.

"Mabella." Gavin berucap dengan rahang yang merapat kuat.

Perut Bella rasanya dikocok, tawanya terus keluar bahkan hingga sudut-sudut matanya basah.

"Lucu banget sih lo." Bella mengacak rambut Gavin yang masih setia menyembunyikan wajah pada meja itu. Setidaknya cowok itu membuat perasaannya sekarang lebih baik.

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now