22. Jola

3.9K 670 32
                                    

"Kak Bella biasa dipanggil Billa sama Kak Jeya. Apa ini bisa jadi petunjuk ya? Tapi 'kan Kak Gavin deket sama Kak Bella, masa iya Kak Gavin nyari orang yang di depan mata?"

Jola mengetuk-ngetuk jemarinya pada atas permukaan meja. Tatapannya terlihat nyalang dengan bibir mengapit sedotan. Ia hanya menggigit -gigitnya memainkan.

"Aku harus tanyain, Billa itu nama asli apa cuma panggilan."

Pintu terdengar dibuka, Jola menoleh dan mendapati Gavin yang baru pulang. Jola siap menyapa, sayangnya begitu melihat wajah lesu Gavin, ia mengurungkannya.

"Katanya abis nganter Kak Bella, kok ditekuk gitu? Love-love dong," ucap Jola menggoda."

"Nggak nganterin."

"Loh? Aku udah bela-belain naik ojol. Kak Bellanya nggak mau dianterin? Ck! Skill Kak Gavin nggak banget, masa bujuk cewek aja nggak bisa."

"Bukan gitu."

Gavin duduk pada kursi di samping Jola lalu menumpukan keningnya pada permukaan meja.

"Kenapa sih?" Jola benar-benar terheran. Sangat tidak biasa Gavin tidak bersemangat seperti ini. Aneh sekali

"Clara ternyata benar-benar nekat," ucap Gavin dengan bergumam.

Jola ikut membaringkan kepalanya, menyimpan  atensi penuh pada Gavin, penasaran. "Maksudnya?"

Gavin menggeleng. Seolah hal ini tidak perlu dia bicarakan pada Jola. Padahal mereka biasa terbuka satu sama lain.

"Kenapa sih, Kak?"

"Pegel, pijitin dong." Gavin menepuk-nepuk bahunya, memilih mengalihkan topik.

"Dih, ogah." Jola berdecak. Ia melipat tangannya di dada dengan kesal.

"Dek."

"Apa?"

"Kenapa kamu nggak suka Clara?"

"Karena masih banyak perempuan-perempuan di luar sana yang lebih baik buat Kak Gavin," jawab Jola dengan lantang. Ia bahkan merentangkan tangannya. Seolah kalimat yang mulutnya utarakan adalah template yang tidak perlul dipikirkan lagi.

"Clara di mata kamu itu gimana?"

Jola terdiam, tangannya seketika berubah kaku. "Aku ke kamar deh, banyak tugas." Jola bangkit dari kursinya kemudian berjalan meninggalkan Gavin.

"Kalo Kakak suka sama Clara gimana?" tanya Gavin lagi yang membuat langkah Jola berhenti.

"Kak Gavin nggak suka sama Kak Clara," ucap Jola yang terdengar seperti tercekat.

"Kenapa nggak? Nggak ada yang buruk kok dari Clara."

Gavin memerhatikan tangan Jola yang berubah mengepal mengepal.

"Terserah," ucap Jola dengan nada dingin kemudian benar-benar pergi dari sana.

Gavin menghela napas. Dirinya bingung sekarang.

oOo

"Gavin cuma brandalan SMA. Dia kebetulan menonjol di tongkrongan Jo karena yang paling jago fisik. Dia akrab sama preman karena orangnya emang humble dan gampang ngeluarin duit. Intinya murni cuma temem ngopi-ngopi doang."

Suara Zara menjadi teman angin yang bertiup malam ini. Bella yang hanya memakai tanktop dan celana pendek itu sedikit pun tidak merasa terganggu akan dinginnya. Justru rautnya kini terlihat serius.

"Orang biasa?" Bella kembali meminta penegasan. Tidak puasa akan informasi yang Zara beberkan.

"Seriusan dia cuma cunguk biasa. Kalo soal dia yang bisa gampang nangkap orang yang nyerang Billa, itu karena dia emang deket sama Komang. Ada duit juga, tapi selebihnya dia nggak ada sangkutan di jaringan mana pun."

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now