29. Penculikan

4.3K 720 281
                                    

Bella tengah melihat-lihat ponsel begitu merasakan gerakan kaki yang mengarah ke arah kamarnya. Suasana yang hening membuatnya jelas. Tentunya bukan suara yang Bella kenali dan juga tidak sendiri. Bella menyimpan ponselnya, ia berpura-pura tertidur. Hanya berselang beberapa saat, dua orang pria bertubuh besar masuk. Salah satunya membawa kursi roda. Persiapan matang untuk penculikan orang yang tidak penting seperti dirinya.

Tentu saja ulah Clara lagi. Dari gaya mereka, Bella cukup bisa mengenali.

Bella tidak bisa membuat keributan di dalam rumah sakit malam-malam begini. Ia harus memainkan sedikit trik. Kebetulan Bella sudah menjalani hari yang suntuk. Anggap saja kiriman Clara ini adalah hadiah untuk stretching otot-ototnya.

Dua orang itu tiba di samping Bella, cewek itu membuka mata seolah terkaget. Salah satunya langsung membekap Bella dengan kain. Perlahan Bella melemas dan terlunglai tak sadarkan diri.

Orang itu pun mengangkat tubuh Bella dan mendudukkannya pada kursi roda. Dia memakaikan kupluk yang menghalangi setengah wajah Bella. Antisipasi jika bertemu orang lain, mereka bisa berlagak dengan membawa kerabat yang sakit.

Kursi roda Bella mulai menapaki koridor. Keadaan yang cukup sepi membuat mereka leluasa, Bella bahkan mendengar mereka terkekeh remeh. Di sela itu Bella menggerakkan tangan diam-diam untuk mengusap bagian yang tadi dibekap. Menghilangkan sisa-sisa obat biusnya, lalu perlahan menghembuskan napas yang sudah dia tahan sedari tadi. Sebagian obatnya terhirup hingga memberi efek seperti mengantuk, tapi setidaknya Bella tak kehilangan kesadaran karena hal itu.

Mereka berbelok ke kawasan yang remang-remang. Dari rute yang dilalui, orang-orang itu cukup hafal jalan tikus ternyata. Bagusnya mereka akan membawa ke tempat yang jarang ada orang, Bella tidak sabar memberi mereka pelajaran.

Sekarang Bella memasuki area terbuka, semacam Mereka lahan kosong atau taman(?) Keadaannya sangat sepi, banyak pohon-pohon yang terlihat seram saat gelap begini

"Argh, lelet banget. Emang gue seberat itu apa?" Bella tiba-tiba berdiri yang membuat mereka kaget. Mereka secara refleks memegangi tangan kiri dan kanannya.

"Diam! Atau kamu bakal terluka!" ancam salah satunya.

Bella siap menghempas begitu matanya berpapasan dengan Gavin yang duduk di salah satu bangku.

"Bangsat, padahal gue udah semangat," Bella bergumam kecil. Ia pun meredakan tenaganya dan membiarkan tubuhnya terseret-seret dua orang itu.

"BELLA!"

Suara Gavin memekik lalu diikuti orang di kiri Bella yang sedikit terpental terkena tendangan. Tanpa memberikan ruang orang itu untuk melawan, Gavin menerjang yang satu lagi. Gerakannya cepat hingga kini Bella bisa beralih pada tangannya.

Cowok itu menatap Bella sebentar sebelum mendorong tubuh Bella ke belakangnya. "Lari."

Bella hanya mundur beberapa langkah. Ia pun mengamati Gavin yang mulai berkelahi dengan dua orang itu. Badan Gavin lebih kecil dari mereka berdua, tapi dari kekuatan juga kegesitan, Gavin sangat unggul. Cowok itu memang tidak bisa diremehkan.

Bella pun malah asyik menonton, apalagi ketika dua orang itu mulai kewalahan. Bella diam-diam tertawa bersorak. Keren juga cowoknya.
Maksudnya cowok pura-puranya itu.

Sayangnya di tengah euphoria itu, Bella harus kehilangan tawa begitu melihat tiga orang keluar dari mobil yang terparkir sembunyi di bawah pohon. Tangan mereka tidak kosong.

"Sial!"

Meski Bella akuin Gavin hebat, tapi kalau 1 lawan 5 apalagi lawannya itu bawa senjata meskipun nantinya menang, Gavin tidak bisa bebas dari babak belur. Bella tidak ingin punya hutang budi sejauh itu.

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now